Gus Baha: Bila Sepiring Nasi Sudah Bisa Kenyang, Kenapa Masih Korupsi
“Kalau sekadar hidup setiap hari bisa menikmati makan sepiring tiga kali sudah cukup, kenapa harus melakukan korupsi. Inilah yang seharusnya menjadikan kita pandai bersyukur”.
Begitulah KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha, memberikan pesan Islam bagi masyarakat secara luas.
Renungan berasal dari Sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW).
إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ
“Jika seseorang menafkahkan hartanya untuk keluarganya dengan niat mengharap ridla dan pahala dari Allah, maka harta itu terhitung sedekah baginya”
(HR Bukhari)
SEBUAH RENUNGAN NASIHAT
Ada orang yang nekat korupsi hingga trilyunan, padahal sebelumnya hidupnya jg sudah sangat cukup, mapan dan bahagia.
Itulah tabiat manusia.
Terkadang manusia sudah sampai titik nyaman kehidupannya.
Dengan gaji yang dimiliki sudah cukup besar.
Semua kebutuhan terpenuhi.bRumah dan kendaraan sudah ada.bAset, sawah, ternak dan usaha ia punya.
Hidup sudah bahagia dan nyaman. Tapi karena ketamakan kepada dunia.
Maka ia tetap merasa kurang, tidak puas dan tidak bersyukur.
Padahal, seandainya ia menjadi orang bersyukur dan qona'ah atas apa yg ia dapatkan dan milikim Maka ia akan tenang hidupnya.
Namun begitulah sudah menjadi tabiat manusia kebanyakan tidak bersyukur, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:,
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Sangat sedikit sekali di antara hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Itulah keadaan kita dan itu nyata, sedikit yg mau bersyukur. Meski telah banyak Allah memberi nikmat namun masih saja merasa sedikit dan kurang.
Padahal jika kita mau memperhatikan saudara kita yg berada dibawah kita, tentu kita akan merasa bahwa Allah masih memberi kita nikmat yg banyak. Lantas kita akan sangat bersyukur.
“Ya Allah, anugerahkanlah kami sifat yang mulia ini, cukupkan kami dengan yg halal dan jauhkanlah kami dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.
JADILAH MUSLIM YANG BAIK
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.
Dari Abu Hurairah ra. dia berkata, Rasulullah SAW. bersabda:
" Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, ( dia ) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini ( seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali ). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya. "
( H. R. Muslim no . 6706 )
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, menjadi muslim yang baik, semoga baik di dunia baik di akhirat.
Aamiin....!!!
Semoga bermanfaat.
Advertisement