Guru Madin se Jawa Timur ikut Perintah Kiai Sepuh Menangkan Gus Ipul
Dukungan demi dukungan terus berdatangan dari berbagai elemen masyarakat, untuk mendukung pasangan Cagub-Cawagub Jatim Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno (Gus Ipul-Puti) saat Pilgub Jatim 2018.
Kali ini dukungan datang dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jatim. Pernyataan dukungan itu dibuktikan dengan melakukan deklarasi pada acara Rakerwil ke-2 FKDT Jatim di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Sabtu 17 Februari 2018.
Menurut Ketua DPW FKDT Jatim, H Satuham Akbar, Gus Ipul adalah pembina FKDT Jatim. Sudah seharusnya dan sewajarnya jika FKDT Jatim mendukung tokoh pembinanya dalam Pilgub Jatim. Sebab bagi FKDT, Gus Ipul bukanlah orang lain tapi bagian dari keluarga.
"Kami juga tawaduk atas perintah kiai sepuh yang memberikan dukungan kepada Gus Ipul-Puti. Bahkan jumhur ulama telah menyatakan dukungan kepada Gus Ipul, jadi tidak ada alasan bagi kami untuk memberikan dukungan kepada calon lain," ujarnya, disela rakerwil.
Untuk itu, Satuham mengimbau kepada seluruh anggota dan pengurus FKDT Jatim untuk memberikan dukungan kepada Gus ipul-puti saat pemilihan pada 27 Juni 2018 nanti. "Jika panjenengan semua merasa FKDT, silahkan mendukung Gus Ipul," tegasnya.
Gus Ipul selama menjabat Wakil Gubenrur Jatim dua periode, sudah terbukti memiliki program yang mendukung keberlangsungan Madin di Jatim. "Beliau sudah baik kepada Madin selama memimpin Jatim di sepuluh tahun terakhir," tegasnya.
Sedangkan alasan berikutnya, Gus Ipul juga bersedia menyetujui kontrak politik dengan FKDT untuk memperdayakan Madin di Jatim. Di antaranya, dengan meningkatkan Bantuan Operasional Daerah (Bosda) untuk Madin. "Jadi, kalau Bosda sebelumnya diberikan baru enam bulan. Nanti meningkat menjadi dua belas bulan," jelasnya.
Selain pemberian Bosda, Gus Ipul juga bersedia membuat Peraturan Daerah (Perda) terkait Madin. "Perda ini berisi 'Wajib Madin" untuk mengutamakan sekolah agama," kata Satuham. "Jadi, kalau ada anak yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, harus memiliki ijazah madin. Sebab, mengingat sejarah bangsa, hal ini sekaligus memperbaiki akhlak anak," jelasnya. (wah)