Guru Besar ITS Daniel M Rosyid; Saya Dukung Khilafah, Bukan HTI
Nama Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Daniel M Rasyid kembali viral di media sosial. Ini gara-gara wawancaranya di Kanal TV yang terang-terangan mendukung khilafah.
Betulkah ia sungguh-sungguh mendukung khilafah yang menjadi perjuangan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)? "Saya mendukung khilafah, bukan HTI. HTI saja yang berani mengartikulasikanya secara konsisten," katanya ketika dikonfirmasi ngopibareng.id.
Kanal TV Al-Waqiyah merupakan media yang dikelola orang-orang Hizbut Tahrir Internasional. Capture wawancara guru besar perkapalan ITS itu yang viral di media sosial, beberapa hari ini. Kontan, sikapnya tersebut mendapat komentar kritis dari berbagai pihak.
Salah satu yang mengomentari hasil wawancaranya di kanal TV itu adalah Dr Ainur Rofiq Al Amin, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. "Selama ini, saya menganggap Dr Daniel M Rosyid (Guru Besar ITS) hanya dekat dengan kelompok khilafah," katanya.
Namun, pandangan Ainur Rofiq menjadi berubah setelah ia melihat wawancara Daniel di kanal TV. "Saya menjadi paham bahwa dia adalah bagian dari khilafers (pecinta dan simpatisan khilafah)," katanya dalam tulisan yang juga viral.
Ngopibareng.id mendapatkan channel Youtube yang berisi wawancara dengan Daniel Rasyid. Wawancara itu dilakukan dalam bahasa Indonesia. Namun diterjemahkan dengan teks dalam bahasa Arab.
Judul dialog di kanal Youtube yang viral itu juga menggunakan tulisan bahasa Arab. Artinya kurang lebih Dialog dengan Tokoh Seputar Peringatan Penghancuran Eksistensi Negara Khilafah itu.
Saat ditanyakan kepada Daniel M Rosyid tentang kapan dialog itu berlangsung dan ditayangkan, ia tidak menjawab. Dia hanya menjawab pertanyaan tentang sikapnya terhadap khilafah dan HTI.
Menurutnya, khilafah adalah kepemimpinan global. Saat ini khalifahnya adalah PBB yang dikangkangi Joe Biden. Dulu Trump. Presiden China Xi Jinping, katanya, mau melawan.
"Tidak ada kekuatan Islam saat ini yang mampu melawan keduanya. Kepemimpinan itu jantung setiap organisasi, sejak Desa sampai dunia. Yang tidak menginginkan khilafah pasti ingin chaos....seburuk apapun pemimpin keberadaannya tetap esensial for better or worse," jelasnya.
Ainur Rofiq yang mengaku telah menyaksikan dialog Daniel dengan Kanal TV itu membeberkan poin-poin pendapatnya melalui tulisan. "Ya benar Mas,'' katanya setelah dikonfirmasi tentang tulisannya yang viral.
Berikut kami muat utuh tulisan Ainur Rofiq setelah dikonfirmasi ngopibareng.id bahwa itu betul-betul tulisannya:
PROF. DANIEL ROSYID, SANG KHILAFERS DAN HEGEMONI BARAT
Selama ini, saya menganggap Dr. Daniel Rosyid (guru besar ITS) hanya dekat dengan kelompok khilafah. Namun pandangan saya berubah setelah melihat wawancara di kanal TV yang dikelola oleh orang-orang Hizbut Tahrir Internasional. Saya menjadi paham bahwa dia adalah bagian dari khilafers (pecinta dan simpatisan khilafah).
Berikut poin-poin pendapat Daniel Rosyid dalam dialog kanal TV yang berjudul:
مقابلات مع أبناء الأمة حول ذكرى هدم الخلافة
Arti bebasnya, dialog dengan tokoh seputar peringatan penghancuran eksistensi negara khilafah:
1. Daniel Rosyid mengatakan bahwa Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah peresmian secara sah bahwa kita tidak berada lagi dalam naungan khilafah. Tentu ucapannya ini tersirat ketidaksukaannya akan lahirnya proklamasi 17 Agustus 1945.
Satatemen Daniel Rosyid ini bagi orang yang kritis akan melihat ada upaya penggoyahan sendi penting berbangsa di NKRI, dimana para para tokoh bangsa termasuk ulama telah berjuang mendirikan NKRI dengan puncaknya diproklamasikan kemerdekaan.
Apakah gagasan Daniel Rosyid yang potensial mengikis eksistensi NKRI kita toleransi atas nama kebebasan berdemokrasi? Di saat yang sama Hizbut Tahrir mengkafirkan demokrasi. Jangan lupa kitab karya pimpinan HT Abdul Qadim Zallum yang menilai demokrasi adalah sistem kufur yang haram mengambil, menerapkan dan menyebarkannya:
الديمقراطية نظام كفر يحرم أخذها أو تطبيقها أو الدعوة إليها
2. Bagi Daniel Rosyid, perjuangan mendirikan khilafah adalah tidak terelakkan. Dia menyebutnya inevitable caliphate. Nampaknya Daniel Rosyid terinspirasi dari buku anggota Hizbut Tahrir London, Reza Pankhurst yang berjudul The Inevitable Caliphate?: A History of the Struggle for Global Islamic Union, 1924 to the Present.
3. Daniel Rosyid memungkasi dengan ucapan bahwa tidak mungkin kita hidup tanpa khilafah. Kita harus memperjuangkan khilafah habis-habisan. Dalam logika ajaran HT, poin ini memastikan bahwa sang pelontar gagasan telah menyatu atau menjadi bagian dari Hizbut Tahrir.
***
Dalam video itu Daniel Rosyid juga menyinggung hegemoni Barat. Tentu statemen adanya hegemoni Barat ini banyak yang setuju, saya pun bisa menerima. Makanya saya selalu mengapresiasi negara-negara yang berani berhadapan dengan Barat entah dari ideologi apapun. Semisal negara Venezuela, Rusia, China dan Kuba. Apalagi Negara yang penduduknya banyak muslimnya seperti Iran, Suriah, Yaman, bisa juga Lebanon dan Palestina.
Sebaliknya, saya tidak apresiatif alias gemes dengan negara-negara di Timur Tengah yang menjalin hubungan dengan Israel dimana negara Israel adalah solmetnya atau sekutu tua Amerika. Negara kita, Indonesia masih kukuh tidak melakukan hubungan dengan Israel atas dasar pembukaan UUD 45 yang merupakan hasil kemerdekaan yang Daniel Rosyid menyayangkan adanya kemerdekaan itu.
Sekalipun saya menolak hegemoni Barat, namun bukan berarti saya menilai seluruh negara Barat demikian, juga tidak seluruh rakyat negara Barat bersikap hegemonik sehingga bisa diserang kayak keyakinan Amrozi CS. Banyak rakyat yang baik karena punya hati dari berbagai agama, dan dari berbagai negara di Barat.
***
Anda orang HT jangan bilang ke saya "Masak hanya support kepada negara yang berani melawan hegemoni Barat tanpa berjuang". Ganti saya bertanya balik, "Apa yang Anda lakukan, selain hanya teriak-teriak dan malah membuat antara rakyat di suatu negara saling bertengkar."
Bagi saya, bersuara untuk mengkritik kezaliman beberapa pemerintahan negara Barat adalah cukup karena ini kemampuan saya. Masalah nanti siapa yang bisa membungkam tiranik global yang hegemonik ya kita tunggu Imam Mahdi saja, beres kan? Mari membangun NKRI serta mengkritisi para kapitalis ataupun neolib yang berupaya mencengkeram kehidupan bernegara kita.
Dr. Ainur Rofiq Al Amin
Advertisement