Gurih Pedas Nasi Udang Sambal Bawang Legendaris Bu Rudy Surabaya
Nasi udang sambal bawang legendaris Bu Rudy adalah salah satu sajian legendaris di sudut Kota Surabaya. Kini depot legendaris sejak 1995 tersebut punya bangunan megah lantai tiga di Jalan Dharmahusada Nomor 144, Kota Surabaya.
Lokasi Sambal Bu Rudy
Sebelumnya, perempuan yang memiliki nama asli Ie Lanny Siswadi tersebut menyewa sebuah teras rumah di Jalan Dharmahusada, Kota Surabaya. Kuliner Bu Rudy terkenal dengan sajian nasi udang berukuran kecil dan dibalur dengan tepung. Serta sambal bawang yang berwarna kecoklatan.
Meski saat ini pindah di sebuah bangunan yang lebih representatif tarif makanan di Depot Bu Rudy tidak berubah. Harga termurah mulai Rp5 ribu hingga Rp30 ribu sampai Rp40 ribu. Di lokasi, Ngopibareng.id mencoba nasi udang empal dengan sambal bawang yang bisa diambil sepuasnya.
Rasa gurih dan pedas sambal bawang Bu Rudy berpadu serasi dengan renyahnya udang serta empuknya daging empal. Dalam satu suapan, rasa nikmat gurih, pedas, manisnya udang dan lezatnya daging empal, langsung terasa.
Mulai 1995
Bu Rudy memulai berjualan kuliner sekitar 1995. Ia mulai berdagang makanan setelah kejadian terbakarnya Pasar Turi. Tercetusnya nasi udang pun tanpa ia rencanakan sebelumnya.
“Awalnya buat nasi udang itu kan karena suami saya Pak Rudy itu hobi mancing. Lalu ada sisa udang itu saya masak. Ternyata banyak yang suka,” ujarnya pada Jumat 28 Oktober 2022.
Bu Rudy mengatakan bahwa suaminya punya hobi memancing. Waktu pulang, hasil memancing seperti udang dan ikan, digoreng lalu dicampur dengan sambal. Karena porsinya banyak masakan tersebut disantap bersama rekan-rekan terdekat.
“Ternyata banyak yang suka, dapat dukungan. Kalau dijual ini pasti laku. Saya ajak, bos-bos itu makan bareng, dapat support lagi,” katanya.
Saat masa kecilnya di Madiun, Jawa Timur, Bu Rudy memang suka dengan sambal. Perempuan kelahiran 1953 tersebut mengatakan saat di Madiun, makanan yang sering disantap adalah lauk tahu dan tempe.
“Bukan karena tidak ada. Tapi tidak mampu beli saat itu. Jarang makan ikan dan ayam. Karena saya orang kampung, orang desa makan tanpa sambel itu kurang enak,” ujarnya.
Bu Rudy mengatakan karena sering makan tahu dan tempe sebagai lauk. Maka dengan adanya sambal dapat menambah kelezatan makanan yang dia santap saat kecil. Dari situ, ia mulai memiliki keahlian untuk membuat sambal.
“Jadi aku ke depot mana, ke warteg mana aku tiru semua. Aku bisa. Jadi kehebatan saya tidak pernah les masak tapi bisa masak. Otodidak,” katanya.
Advertisement