Gurami Bakar Puputan, Kombinasi Spesial Rempah-rempah Khas Bali
Sebuah resto di kawasan Jalan Raya Juanda, Sidoarjo, turut memeriahkan peringatan HUT RI ke 79. Mereka mengilustrasikan perjuangan para pahlawan di medan perang melalui sebuah sajian rasa makanan yang diberi nama Gurami Bakar Puputan.
Puputan merupakan sebuah peperangan yang terjadi di Bali pada 20 November 1946. Puputan Margarana adalah pertempuran habis-habisan antara pasukan Indonesia dan Belanda yang terjadi di Desa Marga, Bali pada tanggal 20 November 1946. Dalam pertempuran ini pasukan Indonesia dipimpin oleh Kolonel Infanteri I Gusti Ngurah Rai dengan pasukan yang berjumlah kurang dari 100 orang.
Tak seperti suasana mencekam ketika perang puputan di Bali, gurami bakar puputan ini sangat menggugah selera. Lembutnya daging gurami hasil budidaya petani asal Sidoarjo, berperang dengan rasa pedas, manis dan gurih bumbu rempah-rempah khas Bali menciptakan kenikmatan tersendiri.
Pengelola Coriander Resto, Premier Palace Airport Juanda, Melly Aruni menyampaikan, dalam kuliner ini, perjuangan perang puputan di Bali tersaji dalam pembuatannya dengan menggunakan bumbu rempah-rempah khas Bali, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe hingga jeruk purut yang telah dihaluskan menjadi bumbu pembalut gurami yang kemudian dibakar menggunakan torch.
“Kita menggunakan bumbu rempah-rempah khas Bali. Jadi rasanya ada gurih, manis, asam, pedas, dan lembutnya daging gurami perang di mulut,” ucap Melly kepada Ngopibareng.id, Kamis 15 Agustus 2024.
Sebagai pelengkap peperangan, rasa gurami bakar puputan, ditambahkan pula tumpeng nasi putih mengilustrasikan gunung Agung, hingga olahan daun singkong khas Bali. “Satu porsi gurami bakar puputan ini ditawarkan dengan harga sesuai dengan angka HUT RI yaitu Rp 79 ribu per porsi,” imbuhnya.
Untuk mengangkat potensi lokal Kabupaten Sidoarjo yang terkenal dengan hasil budidaya tambak, Melly menggunakan ikan gurami yang diambil langsung dari pembudidaya tambak di Sidoarjo.
“Ikan gurami kita ambil dari Sidoarjo untuk mengangkat potensi hasil budidaya tambak, salah satunya ikan gurami lokal,” katanya.
Selain gurami, di resto tersebut juga menyediakan menu iga bakar rancak bana yang juga tak kalah sedapnya. Hidangan tersebut hanya bisa dinikmati mulai Bulan Agustus hingga Oktober saja.
Sementara itu, Dea Vanya, salah satu pengunjung yang menikmati hidangan bernuansa kemerdekaan itu mengatakan, gurami bakar puputan sangat berbeda dengan gurami bakar pada umumnya. Rasa khas bumbu rempah-rempah dipadukan dengan daging ikan yang lembut dan aroma smokey, dan tumis daun singkong khas Bali, sangat memanjakan lidah.
“Guraminya sendiri dagingnya lembut, ada rasa smokey-nya juga karena dibakar rasanya di mulut kaya lagi perang antara rempah-rempah sama smokey-nya, jadi bisa nge-blend. Perpaduan yang nikmat sekali. Ada tumis daun singkong juga, lengkap sekali,” tutupnya.