Gunungkidul Jualan Destinasi Digital ke Pelajar Bandung
GUNUNGKIDUL – Gunungkidul mengambil langkah strategis dalam promosi pariwisata. Dengan membidik pangsa pasar kalangan pelajar SMP Se-Kota Bandung, asosiasi perjalanan wisata, maupun Paguyuban Tour Leader Bandung (PTLB), Dinas Pariwisata Gunungkidul pun mempromosikan destinasi digital yang dimilikinya. Destinasi digital merupakan tempat wisata yang dikonsep instagramable dengan berbagai keunikan atraksi. Baik kuliner, budaya maupun alamnya.
Konsep destinasi atau pasar digital merupakan pasar tradisional yang dipadukan dengan digital untuk sarana promosinya. Salah satunya menghadirkan spot swafoto yang banyak digandrungi wisatawan milenial. Destinasi digital yang ditawarkan di Gunungkidul tersebut adalah Telaga Jonge, Geosite Ngingrong, Puncak 4G, dan Gunung Ireng.
Di Telaga Jonge, misalnya, setidaknya ada enam spot selfie (swafoto) yang ada di sini. Mulai dari panggung hingga ayunan di telaga. Destinasi digital ini menampung anak muda yang pengen eksis dengan latar fotografi yang menarik. Destinasi digital ini cocok dengan pangsa pasar milenial, anak-anak usia SMP seperti yang menjadi sasaran travel dialogue di Bandung ini.
Selain destinasi digital, juga dipromosikan desa-desa wisata Gunungkidul yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Ada tiga desa wisata (Dewista) yang dipromosikan kali ini. Desa Wisata Nglanggeran dengan Gunung Api Purba, embung dan cokelat Nglanggeran yang dibuat dari coklat asli Gunung Api Purba. Desa Wisata Bleberan, dengan Air Terjun Srigetuk yang indah dan goa yang eksotis. Desa Wisata Bejiharjo dengan Goa Pindulnya.
Promosi tentu juga dilakukan untuk destinasi utama Gunungkidul. Yakni, sejumlah pantai indah dan eksotis. Mulai pantai Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Drini, Sepanjang, Pulangsawal, Siung, Wediombo, Ngobaran, dan Ngrenehan. Pantai dengan keunikannya masing-masing. Ikut dipromosikan pula sejumlah goa populer favorit para wisatawan. Baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Yakni Goa Pindul, Goa Kalisuci, Goa Jomblang, dan Goa Ngingrong.
Promosi ini dilakukan pada 20-21 Februari 2019 di Hotel Mitra, Bandung. Tahun ini, sasaran Travel Dialogue memang Kota Bandung. Dalam pelaksanaan Travel Dialogue kali ini bekerja sama dengan Disbudpar Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam koordinasi acara maupun peserta.
Pada sesi pertama, tanggal 20 Februari, Dinas Pariwisata Gunungkidul bersama 13 pelaku usaha pariwisata akan bertemu dengan anggota ASITA dan PTLB Bandung untuk mempromosikan destinasi wisata Gunungkidul dengan harapan menjadi daftar kunjungan untuk klien-klien ASITA dan PTLB. Selain itu juga akan dilakukan direct sellling melalui table top antara pelaku usaha pariwisata Gunungkidul dengan anggota ASITA dan PTLB yang datang.
Pada Sesi Kedua, 21 Februari 2019, dihadirkan perwakilan SMP Se-Kota Bandung sebagai peserta travel dialogue.
“Harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah informasi tentang destinasi wisata Gunungkidul secara luas dapat tersampaikan baik kepada peserta dari ASITA, PTLB dan Sekolah serta masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya. Sehingga mereka mempunyai referensi dalam melakukan kunjungan wisata ke DIY dan Gunungkidul,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul Ir. Asti Wijayanti, MA, (20/2).
Ditambahkan, promosi ke Bandung ini diikuti oleh Desa Wisata Nglanggeran, Desa Wisata Bejiharjo, RM Setia Rasa, RM Kondang Rasa, RM Griyo Wono, Oleh Oleh Gatot Thiwul Yu Tum, Resort dan Resto Kampoeng Baron, Resort dan Resto Kopi Limo, Resort dan Resto Joglo Wediombo, Resort Radika Paradise, Hotel H Boutique’, Hotel Ros In, dan Hotel Rosalia Indah.
Asti menegaskan Visi Bupati Gunungkidul Tahun 2016 – 2021 adalah mewujudkan Gunungkidul sebagai Daerah Tujuan Wisata yang Terkemuka dan Berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera. Visi ini jelas menunjukan sektor pariwisata menjadi unggulan dengan dukungan dari sektor sektor lainnya. “Dinas Pariwisata memainkan peran penting dalam mewujudkan visi Bupati. Dinas Pariwisata Gunungkidul dalam mengelola pariwisata berpijak pada 4 pilar yaitu pengembangan destinasi, pemasaran, penguatan industri dan pendampingan kelembagaan,” tegas Asti.
Kabid Pemasaran Yuni Hartini, SP, M.Si menambahkan pemasaran atau promosi wisata sebagai salah satu pilar menerapkan beberapa strategi promosi. Salah satunya adalah direct promotion melalui Travel Dialogue dan Table Top. “Kami, dari Dinas Pariwsata mengajak pelaku usaha pariwisata Gunungkidul untuk bertemu dengan Biro Perjalanan dan perwakilan sekolah setempat. Edukasi terhadap destinasi langsung oleh pelakunya,” tegas Yuni.
Gunungkidul, merupakan satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki potensi wisata yang lengkap dan memesona. Tergabung dalam Gunung Sewu Unesco Global Geopark dan menjadi anggota Global Geopark Network sejak tahun 2015, keunikan alam Gunungkidul sudah dikenal dunia. “Pertumbuhan kunjungan wisatawan juga meningkat pesat mulai tahun 2014. Pada tahun 2018, Gunungkidul dikunjungi oleh 3,5 juta wisatawan baik domsetik maupun mancanegara,” tambah Kepala Seksi Promosi Sumardamto Purnomo, MA, M. Eng. (erwan w)