Gunung Semeru Erupsi Sepanjang Sabtu Pagi, Waspada Bahaya Lahar dan Awan Panas
Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, kembali mengalami erupsi pada Sabtu pagi, 16 November 2024. Erupsi pertama terjadi pada pukul 02.37 WIB, disusul dengan letusan-letusan lainnya yang terus berlanjut hingga pukul 08.31 WIB. Meski visual letusan tidak terlihat jelas karena tertutup kabut.
Erupsi pada Pagi Hari
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, menyebut erupsi pertama yang tercatat pada pukul 02.37 WIB mengeluarkan kolom abu setinggi sekitar 500 meter di atas puncak atau sekitar 4.176 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal tersebut mengarah ke selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 151 detik.
Selanjutnya, pada pukul 07.24 WIB, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi dengan letusan mencapai 700 meter di atas puncak atau 4.376 mdpl. Kolom abu yang teramati juga berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang yang mengarah ke barat daya.
Erupsi tidak berhenti sampai di situ. Pada pukul 08.03 WIB dan 08.31 WIB, Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkanik. Meski visual letusan tidak teramati akibat terhalang kabut, laporan terakhir yang diterima pada pukul 08.31 WIB menyatakan bahwa erupsi masih berlangsung.
Waspadai Bahaya Lahar dan Awan Panas
Dengan status Gunung Semeru yang masih waspada, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti rekomendasi keselamatan. Di antaranya adalah larangan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak gunung. Area tersebut dinilai berisiko tinggi karena potensi terlanda awan panas dan aliran lahar yang bisa menjangkau jarak hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena berisiko terhadap lontaran batu pijar yang dapat membahayakan. PVMBG juga memperingatkan potensi bahaya lainnya, seperti awan panas, guguran lava, dan lahar hujan yang dapat meluncur sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak gunung.
Rekomendasi Zona Bahaya dan Potensi Lahar
Masyarakat di sekitar aliran sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, diminta untuk mewaspadai potensi lahar yang dapat mengalir deras akibat hujan lebat. Selain itu, sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan juga berpotensi terjadi lahar.
Pihak berwenang mengimbau agar masyarakat yang berada di daerah sekitar Gunung Semeru tetap memantau perkembangan informasi dari otoritas terkait dan segera mengungsi jika diperlukan.
Advertisement