Gunung Semeru Erupsi Selasa Malam, Waspada Lahar dan Awan Panas
Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Selasa, 19 November 2024, malam. Letusan yang terjadi pada pukul 18.16 WIB ini menghasilkan kolom abu setinggi 500 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Erupsi Terekam di Seismograf
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam keterangan resmi yang diterima di Lumajang, memaparkan erupsi menghasilkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal yang mengarah ke barat daya. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 105 detik.
Gunung Semeru juga mengalami beberapa letusan lainnya sepanjang hari Selasa. Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.09 WIB, namun visual letusan tidak teramati meski terdeteksi di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 128 detik. Erupsi kedua terjadi pada pukul 02.27 WIB dengan tinggi letusan sekitar 800 meter di atas puncak, dan letusan lainnya terjadi pada pukul 08.17 WIB setinggi 600 meter.
Peningkatan Aktivitas Vulkanik
Gunung Semeru, yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl, terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pada Selasa, dengan erupsi berikutnya tercatat pada pukul 08.24 WIB dengan letusan setinggi 400 meter dan pukul 16.17 WIB setinggi 600 meter.
Meski tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, aktivitas vulkanik yang meningkat ini memicu kewaspadaan dari pihak berwenang.
Status Waspada dan Rekomendasi Mitigasi
Hingga saat ini, Gunung Semeru masih berstatus waspada, level dua dari empat level status aktivitas gunung api. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan bagi masyarakat sekitar.
Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara gunung, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan hingga jarak delapan kilometer dari puncak. Wilayah ini berpotensi terpapar awan panas dan aliran lahar yang dapat mencapai jarak hingga 13 kilometer.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari kawasan dalam radius 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan dan sungai-sungai lainnya yang mengalir dari puncak Semeru. Kawasan ini berisiko terkena aliran lahar hujan dan potensi bahaya dari guguran lava.
Bahaya Lontaran Batu dan Potensi Awan Panas
PVMBG juga mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena daerah ini rawan terhadap lontaran batu pijar.
Selain itu, potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan tetap harus diwaspadai di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Advertisement