Gunung Semeru Erupsi Sebanyak Delapan Kali Sepanjang Senin Pagi
Gunung Semeru mengalami erupsi dengan ketinggian letusan mencapai 600 meter hingga 800 meter di atas puncak pada Senin, 8 Juli 2024, pagi. Total terdapat delapan kali erupsi sepanjang Senin, pagi.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi, menyebut erupsi pertama terjadi pada pukul 00.35 WIB, namun secara visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut dan saat laporan itu dibuat erupsi masih berlangsung. Disusul erupsi kedua pukul 01.17 WIB dengan catatan visual letusan tidak teramati, dan terdapat getaran gempa dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 133 detik.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 01.48 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl). "Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 96 detik," katanya dikutip dari Antara, Senin 8 Juli 2024.
Erupsi ke empat terjadi pukul 02.56 WIB. Letusan abu vulkanik teramati setinggi 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 124 detik.
Selanjutnya, letusan terjadi pada pukul 04.03 WIB dan visual letusan tidak teramati dan berlanjut erupsi pada pukul 04.30 WIB dengan visual letusan tidak teramati, namun terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 110 detik.
Erupsi keenam terjadi pada pukul 05.44 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik.
Erupsi selanjutnya terjadi pukul 07.50 WIB, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik.
Pos pengamatan mencatat erupsi sebanyak delapan kali hingga pukul 09.00 WIB, namun letusan tersebut tidak mengganggu aktivitas warga di lereng Gunung Semeru.
Status Gunung Semeru sendiri tetap pada Level III atau Siaga. Rekomendasi dikeluarkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Terdapat potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 17 km dari puncak, sehingga petugas melarang adanya aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan.
Risiko bahaya lontaran batu (pijar) juga masih ada, sehingga dilarang aktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Terdapat potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement