Gunung Semeru Erupsi, Luncurkan Awan Panas pada Minggu Sore
Gunung Semeru mengalami erupsi pada Minggu, 10 November 2024, sore. Gunung tertinggi di Jawa itu melontarkan awan panas disertai dengan getaran banjir, mengkhawatirkan warga sekitar dan petugas setempat.
Erupsi Gunung Semeru
Menurut Yudi Cahyono, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, awan panas terjadi pada pukul 14.40 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm yang berlangsung selama 478 detik. Setelah kejadian ini, terdapat juga getaran banjir yang menyertai fenomena tersebut.
"Awan panas terjadi pada pukul 14.40 WIB, namun jarak luncurannya belum dapat dipastikan karena visual Gunung Semeru tertutup kabut. Saat ini, awan panas tersebut belum berdampak langsung pada pemukiman warga," kata Yudi Cahyono dikutip dari Antara.
Status Waspada
Menurut data terbaru dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang, telah terjadi 10 kali erupsi sejak pukul 00.00 WIB hingga 18.00 WIB sepanjang Minggu 10 November 2024. Beberapa letusan bahkan mencapai ketinggian hingga 700 meter di atas puncak.
Meskipun aktivitas vulkanik meningkat, Gunung Semeru masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat untuk menjaga jarak dari area rawan.
Antisipasi BPBD
Pihak BPBD Lumajang mengonfirmasi bahwa meskipun terdapat awan panas dan getaran banjir, sejauh ini situasi terkendali dan tidak ada laporan kerusakan pada pemukiman warga. Meski demikian, masyarakat tetap diminta untuk selalu mengikuti perkembangan informasi dari petugas setempat dan tetap berada di luar zona bahaya.
"Kami terus memantau kondisi Gunung Semeru dan menghimbau masyarakat untuk tidak mengabaikan peringatan yang diberikan oleh PVMBG," ujar Yudi Cahyono.
Hindari Aktivitas di Daerah Rawan
PVMBG mengeluarkan sejumlah peringatan terkait potensi bahaya dari aktivitas Gunung Semeru. Beberapa daerah yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
Sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, delapan kilometer dari puncak, di mana aktivitas dilarang.
Menghindari 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi perluasan awan panas dan lahar hingga jarak 13 kilometer.
Jarak aman lainnya adalah tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, untuk menghindari bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat di sekitar Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, diminta waspada potensi guguran lava, lahar hujan, dan potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.