Gunung Semeru Alami Peningkatan Erupsi dan Guguran Lava
Terjadi erupsi Gunung Semeru, Selasa, 2 Juli 2024, pukul 23.00 WIB. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik. Demikian keterangan dihimpun Ngopibareng.id dari akun media sosial resmi, X @PVMBG.
Sebelumnya, PVMBG juga melaporkan terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 02 Juli 2024, pukul 11:42 WIB. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 101 detik.
Gunung Semeru mengalami peningkatan kejadian erupsi dan guguran lava yang sewaktu-waktu berpotensi mengakibatkan terjadinya awan panas, berdasarkan hasil evaluasi mingguan pada periode 23-30 Juni 2024. Aktivitas Gunung Semeru pada periode itu memperlihatkan aktivitas erupsi, awan panas, dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena cuaca berkabut.
Akumulasi material hasil erupsi (letusan dan aliran lava) maupun pembentukan "scoria cones" berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas, kemudian material tersebut mengendap di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan.
Maka, tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level III atau siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan ancaman bahaya terkini.
Saran Keselamatan
Pihak PVMBG memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, katanya, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement