Gunung Merapi Meletus, Warga Mulai Mengungsi
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan telah terjadi letusan di Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Jumat pagi pukul 08.20 WIB dengan durasi 2 menit.
"Terjadi letusan di Merapi pagi ini jam 08.20 WIB durasi 2 menit. Tinggi kolom 6.000 meter arah Barat Laut teramati dari PGM Jrakah," tulis akun twitter resmi BPPTKG dikutip di Yogyakarta.
Berdasarkan rekaman seismograf, BPPTKG mencatat erupsi tersebut memiliki amplitodo maksimum 77 mm.
Melalui akun twitternya, BPPTKG memberikan imbauan kepada warga di kawasan lereng Gunung Merapi agar waspada terhadap hujan abu serta selalu mengenakan alat pelindung diri seperti masker, jaket saat sedang berada di luar rumah.
Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Wahyu Pristiawan membenarkan peristiwa tersebut. Berdasarkan laporan tim di lapangan hingga saat ini belum ada pergerakan masyarakat di lereng Merapi untuk turun ke kawasan yang dianggap lebih aman.
"Warga banyak keluar rumah karena mendengar suara gemuruh agak lama tetapi masih belum ada pergerakan masyarakat turun," kata Pristiawan.
Terhadap peristiwa itu, ia berharap masyarakat tidak panik dan tetap mengikuti arahan dari petugas terkait. "Aktivitas di luar rumah sebaiknya menggunakan masker untuk melindungi pernafasan dan pengguna softlens dilepas," kata dia.
Sementara itu ratusan warga Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali mengungsi ke tempat penampungan pengungsi sementara.
Kepala Dusun Stabelan Boyolali, Maryanto menyatakan Merapi kembali mengeluarkan asap tebal dan terdengan suara gemuruh dari tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 3,5 km dari puncak.
"Ratusan warga sempat panik dan mereka sudah bersiap-siap langsung menuju ke tempat pengungsian sementara di Desa Tlogolele," katanya.
Asap letusan Merapi terlihat mengarah ke barat, dan kondisi Dusun Stabelan Tlogolele mengalami hujan abu meski tipis. Warga pun diminta tetap waspada. (ant)