Gunung Merapi dan Semeru Siaga III, Warga Diminta Tak Mendekat
Dua gunung aktif di Pulau Jawa, yaitu Merapi dan Semeru masih berstatus siaga III terhitung hingga Minggu 19 Maret 2023. Warga yang tinggal di daerah sekitar diminta untuk tidak mendekat pada radius tertentu karena berbahaya.
Data di Magma.esdm mencatat meski gunung Merapi berlokasi, antara Kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali Provinsi Jawa Tengah dan Sleman DI Yogyakarta ini terlihat tertutup kabut. Tetapi teramati kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi antara 30 hingga 100 meter dari puncak.
Terjadi guguran, hanya secara visual, jarak dan arah guguran tidak teramati. Tercatat sebanyak 1 kali gempa tektonik jauh dan gempa tremor terus menerus.
Disebutkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi. Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. Selain itu, pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
Gunung Semeru
Sementara itu kondisi Gunung Semeru juga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 30-100 meter dari puncak.
Gunung yang berlokasi di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ini, terjadi guguran. Hanya secara visual, jarak dan arah guguran tidak teramati. Tercatat sebanyak 20 kali gempa letusan, terjadi 3 kali gempa Tektonik Jauh dan 1 kali gempa getaran banjir.
Dengan kondisi itu, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Warga juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.