Gunung Merapi 'Batuk-batuk', Muncul Rentetan Awan Panas
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memasuki fase erupsi efusif sejak 4 Januari 2021. Erupsi efusif adalah lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan suatu ledakan.
Erupsi Gunung Merapi kembali terjadi, Minggu 21 Januari 2024 pukul 14.12 WIB. Dikutip dari akun X BPPTKG (Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) tercatat Amplitudo maksimal 70 mm dan durasi 239.64 detik. Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke timur-tenggara.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga melaporkan erupsi Gunung Marapi, Minggu pukul 22.25 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7.1 mm dan durasi 43 detik.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, suplai magma di Gunung Merapi masih terus berlangsung. Hal tersebut berdasarkan data kegempaan maupun deformasi.
"Kemudian dengan adanya curah hujan yang tinggi itu juga memicu keluarnya suplai magma tersebut ke permukaan. Kemudian membentuk awan panas seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini," jelasnya.
Aktivitas Gunung Merapi ditetapkan pada Siaga (Level III). Sebab jarak luncur awan panas guguran masih berada di dalam radius bahaya yang direkomendasikan. Status Siaga Gunung Merapi sudah berlangsung selama tiga tahun lebih sejak 5 November 2020.
Menurut Agus, aktivitas erupsi efusif Gunung Merapi belum akan berakhir dalam waktu dekat. "Ini sudah menjadi kebiasaan (Gunung) Merapi selama tiga tahun ini dan yang penting jarak luncur dari awan panas ini tidak membahayakan penduduk di pemukiman," pungkasnya.
Advertisement