Gunung Merapi Alami 8 Kali Guguran Lava, Jarak Luncur hingga 1.600 Meter
Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan teramati delapan kali guguran lava pijar ke arah Kali Bebeng, sejauh maksimal 1.600 meter.
Warga sekitar lereng untuk tetap waspada atas aktivitas gunung api dengan ketinggian 2968 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini. Gunung api terletak di Sleman DI Yogyakarta, dan di Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali ini, aktivitasnya meningkat dalam beberapa tahun ini.
Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), kondisi cuaca di sekitar Gunung Merapi terpantau berawan hingga mendung dengan suhu udara 15,5-21°C, kelembapan 72-99%, dan tekanan udara 836,8-918,6 mmHg. Asap kawah utama terlihat berwarna putih dengan intensitas tebal, membubung hingga 50 meter dari puncak.
Aktivitas Vulkanik
Selama periode pengamatan, Gunung Merapi mencatat:
36 kali gempa guguran, dengan amplitudo 1-17 mm dan durasi 43,99-213,18 detik.
22 kali gempa hybrid/fase banyak, dengan amplitudo 1-11 mm, S-P 0,4-0,7 detik, dan durasi 5,08-16,24 detik.
Rekomendasi
BPPTKG memberikan sejumlah rekomendasi terkait potensi bahaya yang ada:
Potensi guguran lava dan awan panas mengarah ke sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong (maksimal 5 km), serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal 7 km). Untuk sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro (maksimal 3 km) dan Sungai Gendol (maksimal 5 km).
Lontaran material vulkanik saat letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta tidak beraktivitas di zona potensi bahaya.
Waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat hujan.
Mengantisipasi dampak abu vulkanik terhadap aktivitas masyarakat.
Tingkat aktivitas Gunung Merapi akan ditinjau kembali jika terjadi perubahan signifikan.
BPPTKG terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi dan mengimbau masyarakat untuk mengikuti arahan resmi guna menghindari risiko bencana.