Gunung Lewotobi vs Marapi, Mana yang Lebih Aktif di Awal 2024?
Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Marapi sangat aktif dari awal hingga pertengahan Januari 2024 ini. Jika dihitung, aktif mana antara Gunung Lowotobi yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Gunung Marapi yang ada di Pulau Sumatera ini, pada pertengahan Januari tahun ini.
Data di magrma.esdm menyebutkan, kedua gunung api tersebut, sama-sama aktif dalam 14 hari ini.Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat mengalami letusan sebanyak 22 kali dalam setengah bulan ini. Sementara Gunung Marapi mengalami letusan sebanyak 19 kali juga pada hitungan hari yang sama hingga pertengahan Januari ini.
Tercatat, Gunung Lewotobi Laki-Laki terpantau pada hari Minggu, 14 Januari 2024, pukul 13:18 WITA dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1500 m di atas puncak (± 3084 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.
Atas kondisi itu, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung dan wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 KM dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki dan sektoral 5 KM ke arah Barat Laut - Utara dan Timur Laut
Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat di sekitar G. Lewotobi mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Folres Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung.
Gunung Marapi
Sementara itu terjadi erupsi G. Marapi pada hari Minggu, 14 Januari 2024, pukul 06:21 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 1300 m di atas puncak (± 4191 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.
Atas kondisi itu masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki dan pengunjung agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) G. Marapi.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Pemerintah Daerah Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah
Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung