Komunitas Ojek Gunung Kelud Tagih Janji Bupati Kediri
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana belum bisa memenuhi keinginan sejumlah perwakilan tukang ojek agar segara membuka kembali objek wisata Gunung Kelud karena Kediri masih dalam status zona orange Covid-19.
"Kita dilematis. Sekarang Gunung Kelud dibuka, pasti tempat wisata lain juga minta dibuka. Kondisi masih belum memungkinkan. Kita masih zona orange, kecuali kalau sudah masuk zona hijau, baru kita berani buka," katanya saat ditemui di Pendopo Kabupaten Kediri, Jumat 5 Maret 2021.
Sejumlah perwakilan tukang ojek yang tergabung dalam Paguyuban Among Karyo Satrio Kelud bertemu dengan Bupati Kediri baru dalam kegiatan Jumat ngopi (ngobrol persoalan dan diskusi) di Pendopo bersama Bupati Kediri.
Andis, perwakilan tukang ojek asal desa Sugih Waras Kecamatan Ngancar mengatakan, para tukang ojek ini datang ke pendopo untuk menanyakan kepada bupati kapan objek wisata Gunung Kelud dibuka kembali.
"Kami tagih janji bupati. Pada saat kampanye di Desa Manggis bupati pernah berjanji akan segara membuka pariwisata di Gunung Kelud. Hari ini kami minta bupati komitmen dengan janjinya itu," katanya.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Kediri terpaksa menutup sementara objek wisata Gunung Kelud karena alasan salah satu upaya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Dampak penutupan itu, banyak tukang ojek yang biasa mangkal terpaksa harus kehilangan pendapatannya. Andis mengaku, biasanya dalam sehari bisa mendapatkan 1 hingga 2 penumpang.
"Untuk satu penumpang biayanya antar Rp50 ribu. Kalau ada agenda besar atau memontum liburan ya kita bisa dapat Rp100 hingga Rp300 ribu perhari," ujarnya.
Namun, sejak lokasi wisata Gunung Kelud ditutup, banyak tukang ojek yang kembali ke profesi semula yakni tukang cari rumput dan petani.
Data dari Paguyuban Among Karyo Satrio Kelud hingga saat ini ada sekitar 185 tukang ojek yang tergabung. Setiap harinya mereka ini biasa mangkal di area parkir mobil objek wisata Gunung Kelud menunggu jasa antar jemput wisatawan.