Gunung Karangetang Semburkan Sinar Api Setinggi 25 Meter
Aktivitas Gunung Api Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara masih tinggi. Kegempaan dan embusan sering keluar dari puncak kawah Gunung Karangetang.
Sejak Minggu, 13 Oktober malam, lava pijar masih terus terlihat keluar dari kawah menuju ke jalur lahar melalui Kali Pangi, Nanitu, dan Kali Sense dengan jarak luncur guguran lava sejauh 1500 meter.
Hingga Rabu ini, tercatat lebih dari 33 kali aktivitas kegempaan gunung api aktif ini. Pagi hari, awan panas terlihat menjulang hingga ketinggian 1 kilometer dari puncak kawah Gunung Karangetang.
Sementara kawah utama Gunung Karangetang masih terus mengeluarkan sinar api dengan tinggi mencapai 25 meter. Guguran lava ke arah Kali Pangih itu teramati membara dan panjangnya sekira 1.750 meter.
Status Gunung Karangetang saat ini berada di level tiga atau siaga dan warga dilarang beraktivitas di radius 3 kilometer dari puncak kawah.
Menurut keterangan Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang, Yudia Tatipang, visual gunung yang berstatus Level III atau Siaga itu terlihat jelas, kabut 0–I, 0–II, hingga 0–III. Asap kawah bertekanan kuat teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 600 meter di atas puncak kawah.
"Terekam 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 3–7 mm dengan lama gempa 30–60 detik. Sedangkan gempa embusan terjadi dua kali dengan amplitudo 7 mm selama 30 detik. Tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0,25–2 mm (dominan 0,25 mm)," jelas Yudia, dikutip dari Antara.
Masyarakat dan pengunjung maupun wisatawan diminta agar tidak mendekat, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 km dari puncak kawah dua (utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat laut-utara sejauh 4 km, dan dari kawah utama sejauh 3 km ke arah barat.
Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Sedangkan masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga pantai.