Gunung Ijen Naik ke Level II, Ini Sebaran Daerah Dilarang Ada Aktivitas
Gunung api Ijen mengalami peningkatan status dari posisi geografisnya berada pada koordinat 08o03,30’ LS - 11414,31’ BT dan secara administratif masuk ke dalam wilayah: Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.
Laporan Gentur Dwi Teguh Santoso dari vsi.esdm menyebutkan, pada periode 1 Januari 2024 – 12 Juli 2024 Gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis tinggi 50-300 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga badai, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur, selatan dan barat.
Pada periode 1 Januari 2024 – 12 Juli 2024 terekam 424 kali gempa Hembusan,12 kali Tremor Non-Harmonik, 3 kali gempa Tornillo, 8 kali gempa Low Frequency, 259 kali gempa Vulkanik Dangkal, 25 kali gempa Vulkanik Dalam, 45 kali gempa Tektonik Lokal, 4 kali gempa Terasa, skala II hingga III MM, 294 kali gempa Tektonik Jauh, 192 kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-7 mm, dominan 3 mm.
Jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.
Pada pengukuran tanggal 30 Juni 2024, suhu air kawah di permukaan 34oC. Asap solfatara putih tebal dengan tekanan lemah hingga sedang. Bau gas belerang tercium sedang.belirang merica terlihat di pinggir danau. Jarak pintu air/dam dengan air danau kawah lk. 13,6 Meter.
Hasil evaluasi sampai 12 Juli 2024 maka tingkat aktivitas Gunung Ijen naik dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 12 Juli 2024 pukul 22.00 WIB
Rekomendasi:
Peningkatan aktivitas di Kawah Ijen seringkali ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihanan, hal ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau. Suhu air kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan/konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau. Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung-gelembung gas dipermukaan air kawah akan muncul.
Beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti oleh kejadian “outburst gas” atau letusan/semburan gas dari danau kawah Ijen, gas yg menyembur tersebut terutama adalah CO2. Gas CO2 ini mempunyai berat jenis yg lebih berat dari udara, sehingga CO2 yg keluar akibat letusan/semburan ini, cenderung dapat mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan/semburan gas di Kawah Ijen di Bulan Maret 2018.
Secara visual warna air kawah normal (hijau toska), tidak terjadi perubahan warna air kawah, tidak nampak adanya bualan gas di permukaan air, suhu air kawah masih normal yaitu 34o
Pada periode 1 Juni 2024-12 Juli 2024, jumlah gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam cenderung menurun, sedangkan jumlah gempa lainnya berfluktuasi normal.
Rekaman RSAM sejak 1 Januari 2023 menunjukkan pola yang berfluktuasi dan cenderung meningkat meskipun kecil. Energi seismik secara umum berfluktuatif dan perlahan meningkat sejak 2023, namun pada tgl 12 Juli peningkatan energi yg signifikan teramati bersamaan dgn membesarnya amplitudo tremor menerus.
Meskipun pada umumnya kegempaan berfluktuasi normal, namun sejak tanggal 12 Juli 2024 pukul 17.00 – 21.00 WIB rekaman gempa tremor meningkat fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm. Dan sejak sekitar pukul 21.10 WIB rekaman gempa tremor dengan amplitude > 46 mm (overscale).
Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik di Gunung Ijen pada saat ini adalah adalah gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan; dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah. Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan.