Gunung Bromo Diserbu Wisatawan Libur Nataru
Destinasi wisata Gunung Bromo masih menjadi pilihan utama bagi sebagian warga yang hendak mengisi liburan panjang saat merayakan Natal dan Tahun baru (Nataru). Pengelola Bromo, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memprediksi, akan terjadi lonjakan wisatawan hingga tanggal 4 Januari 2025 mendatang.
"Hal itu berdasarkan pantauan kami pada aplikasi sistem booking online, sejak tanggal 22 Desember 2024, mulai terjadi lonjakan pengunjung," ujar Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani, Rabu, 25 Desember 2024.
Bahkan, ekstra kuota yang diberikan oleh BB TNBTS yang mulai berlaku sejak pukul 07.00 WIB sejumlah 1.000 pengunjung. Itu pun sudah terpakai akibat jumlah pengunjung terus meningkat.
"Setiap hari kami menyediakan kuota reguler sebanyak 2.752 pengunjung. Sejak tanggal 22 Desember 2024, kami menyiapkan kuota tambahan 1.000 pengunjung, dan hampir selalu habis," kata Septi.
Septi memprediksi, peningkatan wisatawan Gunung Bromo akan berlangsung hingga tanggal 4 Januari 2025. Ramainya pengunjung diduga karena libur Natal dan Tahun Baru bebarengan dengan libur sekolah.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, TNBTS telah menyiapkan petugas yang bekerja bersama TNI/Polri yang nantinya akan berjaga di empat pintu masuk dan beberapa titik di kawasan Bromo.
"Sejauh ini berdasarkan penjualan tiket di booking online, kenaikan harga tiket beberapa waktu yang lalu tidak berdampak ke kunjungan wisatawan," jelasnya.
Karena momen libur Nataru tahun ini bertepatan dengan musim penghujan, di kawasan Bromo kerap terjadi genangan atau limpasan air yang sering terjadi.
Untuk itu, Septi mengimbau agar wisatawan senantiasa berhati-hati, terlebih juga bencana tanah longsor rawan terjadi pada jalur menuju Bromo. Tanah longsor biasa terjadi sejak selepas dari Sukapura, di mana sejumlah jalan melintasi lereng bukit dengan kemiringan tajam.
"Selain itu ada fenomena limpasan air yang biasa terjadi di musim penghujan, sebaiknya wisatawan dan pelaku transportasi jip untuk menunggu hingga limpasan tersebut surut," kata Septi.
Sebab air yang menggelontor di kawasan Laut Pasir (Kaldera) Bromo itu arusnya sangat kencang, mirip arus banjir.
Sementara itu Zakki, wisatawan dari Jogja mengaku, memang risikonya berwisata seperti sekarang terganggu hujan. "Ya nikmati saja, wisata sambil mandi hujan," ujar pemuda yang hobi mendaki gunung itu.