50 Pendaki Terjebak, Akibat Kebakaran Gunung Arjuno
Gunung Arjuno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, terbakar pada Minggu, 28 Juli 2019, pukul 09.30 WIB, pagi tadi. Titik api diduga muncul di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura).
A. Choirur Rochim, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Batu, menuturkan, pihaknya telah menerima laporan dari Pemangku wilayah tersebut. "Ada sekitar 50 orang pendaki yang masih berada di Gunung Arjuna," tuturnya.
Namun mengenai identitas dan lokasi pendaki saat ini Choirur mengatakan, pihaknya masih mendalami hal tersebut.
Ia juga mengatakan mengenai penyebab kebakaran pihaknya juga masih melakukan kaji cepat.
"Yang pasti kita saat ini sudah melakukan pemadaman dengan beberapa pihak sekitar 13.50 WIB," terangnya.
Berdasarkan rilis BPBD, personel gabungan sebanyak 30 orang dari Tahura, BPBD dan warga setempat. Selain itu ada tambahan personel sebanyak 12 orang dari Sumber Brantas, yang berangkat dari Pos Perijinan Pendakian Arjuna-Welirang.
Saat ini, pantauan nogpibareng.id, tim gabungan masih berupaya untuk memadamkan kebakaran di Gunung Arjuno.
Waspada
Terkait kondisi pegunungan di Jawa Timur, Pemerintah Provinsi ini mengambil langkah cepat untuk menangani kebakaran yang sebelumnya terjadi di lereng Gunung Panderman, Kota Batu, sejak Minggu 21 Juli 2019 lalu. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung memerintahkan jajarannya segera mengambil tindakan cepat dan strategis untuk mencegah agar kebakaran tidak meluas.
Di antara jajaran Pemprov Jawa Timur dimaksud adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Kehutanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Provinsi Jatim.
“Saya sudah memerintahkan Kepala Dinas Kehutanan dan Kepala BPBD Jatim untuk mencegah kebakaran ini meluas dan saya terus memantau perkembangannya setiap saat,” kata Khofifah.
Menurutnya, sampai dengan Senin 22 Juli 2019 sore pukul 15.00 WIB, telah dilakukan pemadaman api di tiga titik yakni titik Parang Putih dan Tingsen, serta titik Puncak. Di titik Parang Putih dan Tingsen api skala kecil sudah dapat dipadamkan dan sudah dibuat sekat bakar ringan serta pembakaran terbalik pada lokasi yang terjangkau. Untuk lokasi yang sulit terjangkau (terjal) serta api skala besar belum bisa dipadamkan secara konvensional. Sedangkan di titik puncak api sudah dapat dikendalikan.