Gunakan GPR, ITS Selidiki Lubang Misterius di Blitar
Departemen Teknik Geofisika Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan penyelidikan terhadap lubang misterius di Blitar.
ITS bersama BPBD Jawa Timur melakukan penyelidikan dengan menggunakan alat Ground Penetrating Radar (GPR) untuk melihat keberadaan lubang misterius di Sungai Kalisat Dusun Kaliandong Desa Dawuhan Kecamatan Kademangan, Blitar, Selasa 12 November 2024.
Salah satu Peneliti dari Departemen Teknik Geofisika ITS Surabaya, Hamzah Afif saat ditemui ngopibareng.id menjelaskan, saat ini tim masih melakukan survei untuk memetakan sebaran lubang misteris.
"Survei pendahuluan ini untuk memetakan sebaran dan alirannya. Dari survei ini nanti memungkinkan atau tidak menggunakan alat yang agak besar," katanya.
Hamzah mengatakan, sementara ini masih membawa GPR dengan skala lebih kecil dengan jangkauan 2-3 meter. "GPR ini jangkauannya dua sampai tiga meter saja. Ini untuk mendeteksi gua. Kalau ternyata kedalamannya lebih dari 3 meter, kita akan membawa GPR yang agak besar dengan kedalaman jelajah sampai 15 meter," katanya.
Hamzah masih belum berani menginformasikan lebih jauh sebaran lubang tersebut. Saat ini masih fokus kepada survei lokasi dan mengecek alat dan metode yang dipakai untuk mendeteksi lubang itu.
"Survai pendahuluan ini belum mengarah kepada dugaan arahnya kemana. Survei ini hanya untuk menentukan metode dan alat lanjutan," katanya.
Hamzah menambahkan, lubang di Blitar ini jarang terjadi. Fenomena ini merupakan hal baru. Munculnya lubang ini menurutnya merupakan fenomena singkhole. Fenomena alami yang banyak terjadi pada batuan gamping. Seperti di Pacitan dan Yogyakarta.
Goa-goa bawah tanah itu memang banyak. Tapi kalau di Blitar jarang terjadi, karena bukan daerah gamping seperti di Pacitan maupun Gunung Kidul.
Dia menyebut lubang misterius di Blitar ini orang Jawa Barat mengenal dengan sebutan luweng. "Fenomena luweng ini bisa disebabkan karena pelarutan batu gamping oleh air," katanya.