Gulai Kepala Ikan Bu Ageng Bikin Kemrengseng
Empat hari diteror Raja Monolog Butet Kertarejasa tentang gulai kepala ikan Bu Ageng bikin kemrengseng (penasaran) juga. Padahal semua tahu, itulah cara Butet mempromosikan menu baru warung miliknya yang terletak di kawasan Tirtodipuran Yogyakarta.
Betulkah gulai kepala ikan hasil racikan Rulliyani --istri Butet-- itu betul-betul Maknyus? Lalu apa istimewanya sehingga perlu menjajal makanan itu di sela-sela menghadiri acara mantu Menteri Sekretaris Negara Pratikno?
Minggu lalu, sebenarnya saya pernah mencicipi gulai kepala ikan ini. Waktu itu disediakan khusus untuk pernikahan penulis dan kritikus seni Adi Wicaksono. Sayang, karena saking banyak penggemarnya, saya hanya bisa merasakan kuahnya. Makan gulai kepala ikan tanpa ikan. He...he...
Datang agak terlambat untuk makan siang gara-gara Yogya macet di mana-mana, gulai kepala ikan Bu Ageng memang tak mengecewakan. Dua porsi langsung ludes tak tersisa. Tidak hanya kuahnya, tapi juga ikannya. Semua habis tinggal tulang dan durinya.
Kalau bicara gulai kepala ikan, pengalaman lidah ini pasti teringat gulai kepala ikan Medan Baru Krekot Jakarta atau kepala ikan Rumah Makan Kapau. Di dua restoran itu, sensasi gulai kepala ikan bisa bikin ketagihan. Lembut bumbu gulainya. Juga lunak daging kepala ikannya.
Keduanya adalah racikan bumbu Aceh dan atau Padang Utara yang memang terkenal di Nusantara. Gulai kepala Ikan Bu Ageng diklaim menggabungkan racikan bumbu gulai Aceh, Jawa dan Kutai.
Dibandingkan dengan gulai khas Aceh dan Jawa, gulai ikan Bu Ageng ini lebih gurih. Bumbunya terasa lebih nendang. Bagi penggemar manis, bisa dianggap terlalu asin. Namun disitulah justru pembedanya dengan gulai ikan Medan Baru dan Kapau. Dan itu makin terasa kalau disruput kuahnya. Sruuuuuut...uenak.
Karena dari pagi belum makan nasi, saya coba nikmati gulai kepala ikan Bu Ageng dengan nasi. Setelah saya coba campur kuah gulai dengan nasi, terasa ada yang kurang. Saya pun pesan sambel bawang. Wuik....sensasi gulai Bu Ageng makin terasa. Tanpa sadar, dua piring nasi akhirnya ludes.
Gulai kepala ikan Bu Ageng ini makin memperkaya khasanah pemanja lidah di Warung yang mengusung tema Masakan Omah (Masakan Rumah, red) ini. Ia menambah pilihan makanan yang bisa dinikmati pelanggannya.
Sungguh, saya menikmati menu baru Gulai Kepala Ikan Bu Ageng ini. Bukan karena teror terus menerus pemilik warungnya, Butet Kertarejasa, tapi karena memang uenak tenan.
Perlu dicoba kalau sedang berada di Yogya! (arif afandi)