Gudang Belum Buka, Tengkulak Jual Tembakau Keluar Daerah
Gudang milik pabrik rokok yang biasa membuka loketnya, untuk membeli tembakau para petani di Kabupaten Probolinggo masih tutup hingga hari ini, Selasa 23 Agustus 2022. Di sisi lain, para tengkulak yang sudah membeli tembakau petani diduga menjual kembali komoditas bahas baku utama rokok itu ke luar Probolinggo.
“Saya sempat tanya kepada tengkulak yang membeli tembakau petani, katanya tembakau dijual kembali ke luar daerah seperti ke Malang dan Madura,” ujar Lukman Hakim, petani tembakau di Desa Sambirampak Lor, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Selasa sore.
Dikatakan sebenarnya para petani berharap tembakau bisa diserap gudang-gudang milik sejumlah pabrik rokok. Sebab mereka sudah punya komitmen untuk membeli tembakau para petani .
“Tentu saja saya was-was, gudang belum juga buka padahal tembakau saya tinggal daun atas, sebentar lagi selesai dipanen,” kata Lukman.
Hal senada diungkapkan Andi Sirajudin, petani tembakau di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton. “Biasa setiap tahun, gudang-gudang tembakau mulai buka sehari dua hari pasca 17 Agustus, kok hingga sekarang belum juga buka,” ujarnya.
Jika gudang tembakau belum juga buka, petani terpaksa menjual tembakaunya kepada tengkulak. “Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kan tidak bisa ditunda, ya tembakau dijual ke tengkulak,” kata Andi.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo, Endang Rustiningsih mengatakan, akan berkomunikasi dengan gudang-gudang tembakau.
“Kami akan menggelar rapat terkait persoalan tembakau termasuk dengan mengundang pihak gudang tembakau,” katanya.
Dijadwalkan, Rabu, 24 Agustus 2022 DKUPP akan menggelar rapat dengan Dinas Pertanian dan gudang tembakau untuk menyikapi keluhan para petani tembakau.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian, Maryoto berharap gudang untuk segera buka agar tembakau petani bisa tertampung. Selain itu segera ada kepastian, tembakau petani terserap gudang seperti tahun-tahun sebelumnya.
Maryoto mengaku, optimistis harga tembakau tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sebab sesuai hukum ekonomi, realisasi areal tembakau tahun ini jauh lebih sempit dibandingkan target areal.
Pada awal masa tanam tembakau, pertengahan 2022 lalu, Dinas Pertanian menargetkan areal tembakau seluas sekitar 9.000 hektare (ha). Kenyataannya, banyak petani enggan menanam tembakau sehingga realisasi lahan tembakau sekitar 6.000 ha.
“Sesuai hukum ekonomi kalau barang sedikit sementara permintaan tetap kan sudah seharusnya harga tembakau naik,” ujar Maryoto.