Gubernur Terbitkan KLB PD3I, Sampang Sudah Disurvei soal Difteri
Tim Surveilans Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya jauh hari telah ke Kabupaten Sampang, pada 22-23 Februari 2023 lalu. Menyusul adanya notifikasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, tentang kasus difteri positif asal Kabupaten Sampang.
Dalam laporan yang dikutip btklsby.go.id menyebutkan, tim surveilans BBTKLPP Surabaya bersama Dinas Kesehaan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, dibantu petugas Puskesmas Camplong dan Kedundung, melakukan survei risiko penyakit difeteri.
Disebutkan dalam paparannya, surveilans dilakukan lewat wawancara kondisi dan riwayat kontak, serta pengambilan specimen pada kontak erat penderita.”Surveilans bertujuan mengidentivikasi dan memeriksa kontak erat penderita sehingga dapat diketahui potensi penyebadan dan penularan penyaakit.”
Dalam laporan disebutkan, pihak Puskesmas melakukan penghitungan kebutuhan logistic pengobatan profilaksis dan vaksin sebagai dasar imunisasi selektif. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang melakukan surveilans di wilayah secara luas. Pihak BBTKLPP akan menyampaikan pesan balik hasil pengujian specimen kontak erat kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
Sebelumnya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan seluruh kepala dinas kesehatan se-Jatim untuk melakukan pengawasan optimal terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti polio, campak, difteri dan rubela.
Hal itu ia sampaikan menyambut Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: IM.03.02/C/976/2023, melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun 2022. Beberapa wilayah di Indonesia terjadi peningkatan KLB PD3I, khususnya penyakit campak dan difteri.
"Saya instruksikan Kepala Dinkes Jatim agar berkordinasi intensif dengan Kadinkes di 38 kabupaten/kota untuk mengoptimalkan pelaksanaan surevilans Difteri dan PD3I lainnya melalui peningkatan kewaspadaan dini dan respon di wilayah, salah satunya adalah dengan pelaporan melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)," kata Khofifah dalam keterangan tertulis, Rabu 15 Maret 2023.
Selain itu, Pemprov Jatim bekerjasama dengan Dinkes kabupaten/kota dalam menanggulangi penyakit difteri, antara lain melakukan penyelidikan epidemiologi kasus difteri, melaksanakan Outbreak Respon Immunization (ORI) di wilayah yang terdampak kasus difteri serta menyiapkan logistik berupa vaksin difteri dan anti difteri serum.
Berdasar data Dinkes Jatim, tercatat kasus difteri di Jatim hingga Maret 2023 sebanyak 51 kasus dengan empat kasus kematian.
Gubernur mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan melengkapi imunisasi anak di Posyandu maupun fasilitas layanan kesehatan. "Serta, selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," pesannya.
Sementara itu, Kadinkes Jatim, Erwin Astha Triyono menjelaskan bahwa penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae dan menular melalui droplet yang menyebar melalui udara.
"Karena penularannya melalui droplet dan sentuhan benda yang terkontaminasi dengan air liur penderita, saya mengimbau agar masyarakat terus menerapkan PHBS, salah satunya dengan cara memakai masker jika di tempat terindikasi terjadinya kasus. Serta selalu rajin mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir," ujarnya.
Advertisement