Gubernur Sulteng Ngeyel Angkutan Tak Boleh Operasi Sampai 1 Juni
Kementerian Perhubungan mulai 7 Mei kemarin membolehkan seluruh moda transportasi beroperasi, tapi dengan berbagai ketentuan. Namun tak semua daerah yang sepakat dengan kebijakan Kementerian Perhubungan tersebut. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola.
Melalui surat resmi yang ditujukan oleh Menteri Perhubungan, Longki Djanggola secara tegas meminta pusat untuk menunda pemberlakuan operasional seluruh moda transportasi baik darat, laut maupun udara dari dan ke Sulawesi Tengah. Kebijakan ini seperti diketahui sudah mulai berlaku pada 7 Mei 2020 kemarin.
Longki bahkan secara tegas tetap ingin konsisten menjalankan pelarangan operasional seluruh moda tranportasi sampai dengan1 Juni 2020 mendatang. Kebijakan ini sebelumnya juga dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Namun, kemudian direvisi menjadi 7 Mei kemarin seluruh moda transportasi sudah boleh beroperasi dengan sederet ketentuan yang harus dijalankan.
Kata Longki dia tetap ingin konsisten menjalankan ketentuan penghentian operasional semua moda transportasi di wilayahnya sampai di 1 Juni karena pertimbangan pandemi virus Corona.
"Kondisi Pandemi Covid-19 di Sulawesi Tengah sedang mengalami puncak penyebaran dengan melihat data yang ada sesuai laporan Gugus Tugas Pencegahan Pandemi Covid-19 provinsi Sulawesi Tengah," kata Longki melalui suratnya.
Di akhir surat, dia berharap Kementerian Perhubungan bisa mengabulkan permohonannya tersebut.
Sikap 'ngeyel' pemerintah daerah sebelumnya juga pernah ditunjukkan oleh Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, Sehan Salim Landjar mengamuk karena warganya susah makan. Sedangkan untuk pencairan BLT yang dijanjikan pemerintah, prosedurnya dianggap rumit. Sehan bahkan sampai menghardik menteri yang mengeluarkan mekanisme BLT melalui transfer bank.
Dalam video berdurasi dua menit lebih itu, Sehan mengatakan jika para menteri mempersulit pembagian BLT kepada rakyat yang terdampak Covid-19. Dia bahkan sampai mengumpat dengan kata-kata kasar. Kata dia, rakyat sudah kelaparan dan membutuhkan kehadiran negara.
"Mau dapat BLT, BLT-nya kapan? Masih mau buka rekening, inilah, inilah, kriteria macam-macam. Negeri sudah mau bangkrut menteri masih ngeyel semua," katanya.
Sehan Landjar mengungkapkan, warganya mulai mengeluh kehabisan beras. Bahkan ada warga yang meminta BLT diganti dengan beras lima kilogram saja.
"Rakyat minta seliter beras, dia tunggu BLT tapi BLTnya kapan? Bahkan ada yang bilang kasih saja beras 5 kg, biar nggak usah BLT. Kita sudah mau makan sekarang," kata dia.