Gubernur Resmikan 30 Kampung Tangguh di ‘Zona Orange’
Di tengah predikat daerah yang masuk “Zona Orange”, Kota Probolinggo merilis 30 kampung tangguh. Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan, pendirian kampung tangguh hendaknya tidak hanya karena alasan pandemi Covid-19.
“Keberadaan kampung tangguh tidak sekadar karena pandemi Corona tetapi terus berlanjut. Yakni, tangguh ketahanan ekonomi, sosial, dan lain-lain,” ujar gubernur saat meresmikan 30 kampung tangguh di Kota Probolinggo, Rabu, 17 Juni 2020.
Peresmian dilakukan melalui video conference (vidcon) dari Kantor Walikota Probolinggo, Jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo. Gubernur didampingi Walikota Hadi Zainal Abidin dan anggota Forkopimda Probolinggo.
Selain meresmikan 30 kampung tangguh, gubernur menyempatkan diri mengunjungi kampung tangguh di Kampung Benteng, Kelurahan Mayangan, Kota Probolinggo. Selain berdialog dengan warga Kampung Benteng, gubernur memberikan bantuan dan mengunjungi stan pameran kerajinan di kampung di dekat Stasiun KA Probolinggo.
Gubernur sempat menyinggung posisi Kota Probolinggo yang masuk zona orange terkait perkembangan Covid-19. "Zona orange artinya termasuk sedang. Ada enam daerah di Jatim yang masuk zona orange," ujar mantan Mensos itu.
Kota dengan paparan Covid-19 yang terus bertambah parah termasuk zona merah (tinggi). "Jika perkembangannya semakin baik, Kota Probolinggo berpotensi masuk zona kuning. Kalau sudah zona kuning, kemudian bisa zona hijau, maka Kota Probolinggo akan menjadi yang pertama bebas Corona di Jatim,” kata gubernur.
Sisi lain tidak mudah bagi kota-kota di perlintasan seperti, Probolinggo, Malang, dan Surabaya menjaga warga agar tidak terpapar Covid-19. “Salah satu caranya ya dipagari, memagari diri sendiri, juga memagari tetangga,” ujar mantan Ketum PP Muslimat NU itu.
Sementara itu Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin melaporkan, tidak hanya 30 kampung tangguh yang disiapkan di Probolinggo. “Di Kota Probolinggo juga ada dua asrama tangguh, enam industri tangguh, 2 pasar tangguh, dua pesantren tangguh, hinga satu tujuan wisata tangguh,” ujarnya.
Habib Hadi, panggilan akrab walikota, juga membeberkan perkembangan Covid-19. “Dari 27 pasien positif Covid-19, 19 orang dinyatakan sembuh, seorang sembuh baru, empat dirawat di RSUD dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo, dan tiga dirawat di Surabaya,” katanya.
Diingatkan JK
Gubernur Khofifah juga mengaku, baru saja menerima tamu Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) sekaligus Ketum Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM), Jusuf Kalla (JK) di Gedung Negara Grahadi. Dikatakan JK merasa prihatin Jawa Timur berpotensi jumlah pasien Covid-19 bisa meledak melebihi DKI Jakarta.
“Pak JK mengingatkan, jika melihat perkembangan Covid-19, kita masih akan mengenakan masker dua sampai tiga tahun mendatang,” ujar gubernur.
Gubernur mengakui, perkembangan kasus Covid-19 memang demikian pesat melanda Jatim. “Covid-19 perkembangan demikian pesat. Karena itu selain upaya medis, mari kita mengamalkan doa yang diajarkan Rasulullah,” katanya.
Yang juga mengkhawatirkan, sekitar 41% pasien Covid-19 termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG). “Karena itu pesan Pak JK, kita harus disiplin mencegah, bukan mengobati,” ujarnya.
Merujuk laporan harian dari Kementerian Kesehatan RI, per Selasa 16 Juni 2020, jumlah penambahan pasien positif Covid-19 Jawa Timur 245 orang. Jumlah tersebut melebihi DKI Jakarta yang hanya terdapat konfirmasi pasien terjangkit virus SARS CoV-2 sebanyak 101 orang.
Berdasarkan dari Dinas Kominfo Jatim, per Selasa ada penambahan 241 kasus untuk Jatim. Sehingga total pasien Covid-19 mencapai 8.290 pasien positif Covid-19.
Kota Surabaya menempati posisi terbanyak dengan 4.181 orang. Diikut Sidoarjo dengan 1.020 pasien, dan Gresik sebanyak 360 pasien. Tiga daerah tersebut masih menjadi episentrum penyebaran pasien Covid-19 di Jatim.
Advertisement