Gubernur Nurdin Abdullah Terbaik di Asia, Kini Terciduk KPK
Kabar penangkapan Gubernur Sulawesi Selatam (Sulsel), Nurdin Abdullah cukup mengejutkan banyak pihak. Bayangkan saja, Guru Besar Universitas Hasanuddin ini pernah 10 tahun jadi Bupati di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Namanya mendadak viral karena sukses membangun Bantaeng. Keberhasilannya itu membawa Nurdin Abdullah punya modal besar maju Pilgub Sulsel 2018 dan menang berpasangan Andi Sudirman Sulaiman.
Pria kelahiran Parepare ini mengukir prestasi dikancah Asia. Ia dinobatkan sebagai salah satu Gubernur terbaik di Asia pada tahun 2020. Penghargaan Internasional tersebut diberikan oleh Asia Business Info pada kategori The Best 7 Asia Governors 2020.
Selain Nurdin Abdullah, dua gubernur terbaik di Indonesia juga ikut bersanding yakni Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ada juga Gubernur lainnya yang mendapat penghargaan sebagai Gubernur terbaik di Asia, yakni Naomichi Suzuki (Gubernur Hokkaido, Jepang), Hieu Van Le (Gubernur Australia Selatan, Australia), Lee Jae-Myung (Gubernur Gyeonggi, Korea Selatan) dan Arif Mohammad Khan (Gubernur Kerala, India).
Nurdin Abdullah dijemput KPK di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel Jalan Jendral Sudirman Kota Makassar sekitar pukul 03.00 Wita, atau menjelang subuh. Selanjutnya, tim KPK dikabarkan langsung membawa Nurdin Abdullah dan lima orang lainnya ke Jakarta setelah sebelumnya dilakukan rapid antigen di salah satu klinik di Makassar.
Penangkapan Nurdin Abdullah diduga buntut dari laporan Forum Komunikasi Lintas (FokaL) NGO Sulawesi ke KPK. Hal ini terkait dugaan korupsi mega proyek Makassar New Port (MNP).
Koordinator Fokal NGO Sulawesi Djusma AR menyebut pembangunan proyek strategis MNP yang sementara berjalan saat ini diduga keras ada KKN yang dilakukan oleh mantan Bupati Bantaeng dua periode itu.
MNP adalah satu dari sekian banyak proyek strategis di bawah pemerintahan Presiden Jokowi. Pembangunan proyek ini diresmikan presiden pada 22 Mei 2015. Berdasarkan keterangan di laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), pelabuhan ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 500.000 CBUs.