Gubernur Lukas Bantah Mahasiswa Papua Terindikasi OPM
Mahasiswa Papua menuntut referendum saat dikunjungi rombongan Gubernur Papua Lukas Enembe dan Gubernur Jawa Timur Khofifah di Asrama mahasiswa Papua Jalan Kalasan, Surabaya, Selasa, 27 Agustus 2019.
"Referendum yess... referendum yesss....Papua Merdeka...Papua Merdeka!" teriak mahasiswa dari dalam asrama.
Tuntutan referendum juga ditulis di spanduk yang dipasang dipagar asrama. Para mahasiswa ini juga meneriakkan Lepas Garuda.
"Lepas..lepas..lepas..garuda. Lepas garuda sekarang juga!" teriaknya di hadapan rombongan gubernur yang tiba di depan asrama sekitar pukul 17.20 WIB.
Gubernur Papua Lukas Enembe menilai tuntutan itu merupakan ranah Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara. Pihaknya juga telah melaporkan hal ini kepada Presiden Jokowi.
"Itu kan yang selama ini kami terima dimana-mana. Saya sudah laporkan ke Pak Jokowi itu. Referendum ini kan ranah negara, bukan gubernur," katanya.
Menanggapi pertanyaan wartawan terkait mahasiswa Papua yang menghuni asrama terindikasi organisasi papua merdeka (OPM), Gubernur Lukas mengatakan tidak ada mahasiswa yang terindikasi OPM.
"Gerakan Papua merdeka itu tidak ada. Itu orang di Papua sana yang bawa senjata. Tidak ada. Tidak ada, itu dari mana," kata Lukas.
Lukas dalam sambutannya saat bertemu dengan Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi mengatakan bahwa di Papua ada kelompok penjual kemerdekaan yang menunggangi situasi saat ini.
"Saat ini demonstrasi di Papua itu masih terjadi. Tetapi bukan dilakukan mahasiswa, melainkan penduduk yang sengaja memanfaatkan situasi kekacauan ini," katanya.
Ditegaskan Lukas, sampai saat ini Papua adalah bagian dari Indonesia. Bahkan sampai kapanpun, Papua tetap bagian dari Indonesia. "Kita tetap bagian dari Indonesia," katanya.