Gubernur Jatim: Harus Tinggalkan Paradigma Ekonomi Liberal
Surabaya: Gubernur Jawa Timur H Soekarwo mengingatkan, tugas semua kalangan termasuk pemerintah dan stakeholder untuk mewujudkan masyarakat di kawasan ini mandiri dan sejahtera.
“Sudah saatnya pemerintah meninggalkan paradigma ekonomi liberal,” ungkapnya, pada kegiatan Musyawarah Kerja atau Musker III PWNU Jatim, yang ditutup Senin (25/9/2017).
Secara khusus, Pakde Karwo, panggilan akrabnya, mendesak pemerintah pusat untuk membantu dan memberikan perhatian kepada usaha kecil dan menengah. “Jangan biarkan masyarakat bertarung dengan pengusaha besar,” terangnya. Sebab kalau itu yang dilakukan, maka keberadaan pemerintah tidak ubahnya sebagai paguyuban.
Kegiatan yang berlangsung sejak Minggu hingga Senin (25/9/2017) tersebut diikuti fungsionaris PWNU Jatim baik lembaga, serta badan otonom, juga utusan dari kepengurusan PCNU se-Jatim. Acara pembukaan, selain dihadiri Pakde Karwo, dihadiri juga Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf, Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar, KH Miftachul Akhyar (Wakil Rais Am PBNU), Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, KH Anwar Mashur (Rais Syuriah PWNU Jatim), KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais Syuriah) dan sejumlah kiai lain.
Masalah kesenjangan dan keterbelakangan ekonomi yang dirasakan masyarakat bawah hendaknya menjadi perhatian berbagai kalangan. Nahdlatul Ulama juga ditunggu kiprahnya untuk mengangkat kesejahteraan warga.
“Di sinilah PWNU Jatim memberikan perhatian khusus kepada isu ekonomi ini,” kata KH M. Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua PWNU Jatim.
Menurutnya, dalam masalah keteguhan terhadap ajaran Islam khususnya paham Ahlussunnah wal Jamaah, warga NU demikian dapat diandalkan. “Akan tetapi, hal tersebut bukanlah jaminan kalau secara ekonomi ternyata mereka hidup dengan kondisi yang memprihatinkan,” kata Kiai Mutawakkil.
Karena itu, dalam rangka merealisasikan amanah Konferensi Wilayah NU Jatim, maka tugas berat yang harus diemban pengurus adalah mendorong serta memastikan kian meningkatnya taraf perekonomian warga.
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo tersebut, kemiskinan akan dapat mengantarkan seseorang kepada kekufuran. “Oleh sebab itu, program strategis aksi nyata kemandirian ekonomi warga dalam upaya meningkatkan perekonomian nahdliyin atau warga NU sangat mendesak untuk segera dilakukan,” jelasnya.
Tak sempat Kiai Mutawakkil pun sempat menyebut Gus Ipul, panggilan akrab Wagub Jatim, untuk menggantikan Pakde Karwo di kursi Gubernur Jatim. “Jadi, kami menginginkan Pakde Karwo agar husnul khatimah dengan bisa bersinergi dengan program PWNU Jatim,” tuturnya.
Apa yang disampaikan Kiai Mutawakkil juga diamini Gubernur Jatim, Soekarwo. (adi)
Advertisement