Gubernur Ganjar Pantau Kondisi Korban Banjir Desa Sirau, Banyumas
Ratusan warga Desa Sirau Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda rumahnya. Mereka menempati balai pertemuan dan ruang sekolah yang ada di desa itu.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memantau langsung kondisi pengungsi, pada Selasa 3 November 2020. Sebelumnya, Ganjar juga mengunjungi desa terisolir akibat banjir di Dusun Grumbul Nusapule Desa Plangkapan Kecamatan Tambak Banyumas.
Saat berada di desa Sirau, Ganjar yang didampingi Bupati Banyumas, Achmad Husein melihat penerapan protokol kesehatan khususnya jaga jarak belum dilakukan dengan baik. Para pengungsi yang masih berada di posko pengungsian salah satu gedung pertemuan, masih belum menerapkan physical distancing dengan baik.
Ganjar pun langsung memanggil Kepala Desa dan BPBD setempat untuk segera melakukan penataan. Menurut Ganjar, penataan penting agar keselamatan para pengungsi terjaga.
"Memang ini perlu latihan, karena kondisi seperti ini berbahaya. Pak Kades saya titip, semua tempat pengungsi dikasih jarak, dibuat kotak-kotak pemisahan antar keluarga. Kalau seperti ini kan bahaya," ujarnya.
Ganjar juga meminta tim kesehatan untuk melakukan pengawasan ketat. Pasalnya, ada banyak pengungsi yang berusia lanjut dan ada pula balita.
"Tadi saya tanya, ada dua pengungsi sepuh (manula) yang punya penyakit hipertensi. Itu harus dikhususkan, harus dipisah," tegas dia.
Ganjar meminta Kades dan BPBD mencari alternatif tempat pengungsian lain untuk dijadikan posko pengungsian. Misalnya sekolahan bisa dipakai untuk menampung pengungsi karena masih libur. Dengan begitu, maka penataan bisa dilakukan dan jumlahnya bisa dikurangi.
"Saya titip pak Kades, BPBD, PMI menindaklanjuti ini. Makanya saya langsung perintahkan hari ini, karena ini bahaya," tegasnya.
"Iya, saya minta dibuat dua atau tiga tempat pengungsian, agar tidak berkerumun. Yang sepuh-sepuh bisa dipisah agar lebih nyaman," timpal Achmad Husein.
Kepala Desa Sirau, Mualliful Hasan mengatakan ada 108 pengungsi. Jumlah itu sudah dipisah di dua tempat, yakni balai pertemuan dan sekolahan.
"Memang untuk jaga jarak, kami agak kesulitan menerapkan, karena di sini agak sempit. Tadi setelah ada gambaran dari pak Gubernur, nanti akan kami laksanakan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menghibur para pengungsi. Candaan dan banyolannya membuat suasana di dalam area pengungsian menjadi ger-geran.
Salah satunya saat Ganjar menanyakan apakah ada yang sakit atau tidak. Semua pengungsi mengatakan dalam kondisi sehat. Hanya saja, ada beberapa yang mengatakan sering pusing-pusing.
"Mumet (pusing) mikir banjir, opo (atau) mikir utang," canda Ganjar dan membuat ger-geran.
Salah satu pengungsi, Turiyah mengatakan sudah 6 hari mengungsi. Selama mengungsi, semua kebutuhannya juga terjamin. "Semua terpenuhi, makan ada, justru berlebih. Kondisi saya dan teman-teman juga sehat," ucapnya.
Tiriyah mengaku sangat senang dikunjungi gubernur. Ia mengatakan bahwa Ganjar sangat peduli pada warganya. Tidak hanya memastikan kebutuhan tercukupi, Ganjar juga sangat peduli pada kesehatan warga.
"Tadi juga dibilangin suruh jaga jarak dan yang sepuh-sepuh diminta ditangani. Sangat peduli. Seneng ya, alhamdulillah. Semoga banjir segera surut, dan kita bisa pulang ke rumah," pungkasnya.
Advertisement