Grand Rijsttafel Dinner, Makan Malam ala Kolonial
Kata Rijsttafel (bahasa Belanda ) secara harfiah berarti " meja nasi ". Namun implementasinya adalah suatu upacara makan malam yang sangat megah, baik dari sisi penyajian, setting ruangan dan peralatan serta nuansa yang ingin diciptakan. Penyajian yang rumit dan lengkap, serta persiapan yang memakan waktu sangat lama menjadikan pesta ini ‘mahal’ baik dari sisi harga maupun suasana. Saat ini, pelaksanaan Rijsttafel dinner hanya disajikan di beberapa hotel bintang lima, itupun hotel yang masih setia pada konsep Heritage, misalnya hotel Tugu Malang.
Sejarah:
Rijsttafel Dinner pada mulanya adalah Pesta kaum kolonial Belanda yang diciptakan untuk memperoleh kesan mewah, resmi dan elegant. Biasanya untuk menjamu tetamu kenegaraan yang jumlahnya lebih dari 10 orang. Untuk menunjukkan keanekaragaman kuliner Hindia belanda, maka menu yang disajikan pun mewakili sifat multi - etnis dari kepulauan Indonesia yang serba eksotis di mata mereka.
Misalnya: sate, tempe, seruendeng , gado -gado dan lodeh ( Jawa). Kemudian ada rendang pedas dan gulai kari (Minangkabau), nasi goreng , soto ayam dan kerupuk (masakan Indonesia secara umum). Pun ada masakan Indonesia pengaruh China (seperti kecap, loempia dan bakmi), tak ketinggalan menu Eropa (Semur daging) dan biasanya masih ditambahkan beberapa menu etnis lainnya. Jumlahnya bisa mencapai 40-an menu sekali pesta pada saat itu.
Ketika negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, rasa nasionalisme Indonesia yang meledak-ledak menjadikan budaya Rijsttafel ini terkikis. Penolakan terhadap hal-hal berbau kolonial yang flamboyant berlanjut, maka menghilanglah Rijsttafel dari berbagai restoran kelas atas hingga kini.
Cara Penyajian:
Diiringi suara gamelan yang sangat merdu, para pelayan yang terdiri dari belasan orang berpakaian tradisional Kebaya plus jarik ( yang perempuan), sementara pelayan pria mengenakan jarik, surjan dan blangkon. Mereka berbaris dengan piring besar di tangan, menuju kursi peserta makan malam satu persatu, menyajikan menu sesuai urutan. Sementara catatan menu-menu yang akan disajikan telah tersedia di meja masing-masing sehingga peserta makan malam mengetahui sajian apa gerangan yang hendak disajikan.
Setelah seluruh peserta mendapatkan menu di piring masing-masing, para pelayan itu akan membungkuk serentak sambil mengucapkan: Selamat makan. Begitu seterusnya hingga menu penutup tiba, berupa rangkaian berbagai buah tropis asli Indonesia yang terdiri dari: sawo, nanas, pisang, jeruk dan sebagainya. Setiap para pelayan itu keluar untuk menyajikan menu baru, musik akan berganti dengan Kebo Giro.
Event langka:
Beberapa hotel bintang lima yang memiliki paket Grand Rijsttafel Dinner akan menyajikan menu seperti ini : spring rollchicken soup with vermicelli and sliced boiled egg, water spinach cooked in coconut milk, steamed rice cooked in coconut milk, Central Java-style grilled chicken marinated in red curry, Marinated fried quail eggs, Batter-fried prawn, sauteed grated coconut, spicy fried potatoes with shrimp, traditional Javanese seasoned beef, crispy soya bean cake, pickles in yellow sauce, shrimp crackers, Fresh Fruit Platter, Pisang Goreng, traditional Javanese fritters, Tea or Coffee
Tertarik untuk membeli paket tersebut? Hanya dengan Rp. 350.000,- / pax dengan minimum peserta 10 orang, anda sudah bisa menikmati sensasi makan berkelas ala kolonial bersama Padma Tour Organizer. Wah ini jualan ya? Maaf.. lupa daratan.
(Wina Bojonegoro/ Penulis/ Padma Tour Organizer/ Padmedia)