Gorden dan Kopi
SUATU malam seorang santri tengah nonton tivi. Ahmad, santri itu, sudah biasa tiap hari disuruh bikin kopi oleh Pak Kiai. “Kopi buatan Ahmad memang pas banget,” kata Kiai. “Tidak kemanisan, juga tidak kepahitan.”
Karena itu pula, Pak Kiai selalu meminta tolong si Ahmad setiap hari untuk bikin kopi.
Ketika sedang asyik nonton tivi tiba-tiba Pak Kiai memanggilnya. "Mad, jendela dan gorden jendela ditutupi, ya!."
Si Ahmad lngsung bergegas ke dapur. Bukannya nutup gorden tapi malah bikin kopi. Setelah kopinya jadi si Ahmad menyuguhkan ke Pak Kiai.
Dengan heran, Pak Kiai bingung sama si Ahmad. Padahal, kopi untuk Pak Kiai yang telah dihidangkan sebelumnya masih belum habis. “Lho, kok si Ahmad bikin lagi,” gumam Pak Kiai.
Semua santri yang menyaksikan hal itu, pada ketawa. Salah seorang santri berkata, “Mad, lha diminta tutup gorden kok malah bikin kopi”.
Si Ahmad malu sambil garuk-garuk kepala, meski tak merasa gatal. Untunglah, Pak Kiai pun dengan bijak tetap menghargai Ahmad. “Ya, taruh di situ,” dengan senyumnya. (adi)
Advertisement