Google Pecat 28 Buruh Pasca Demonstrasi
Google memecat 28 pekerja mereka, setelah melakukan aksi protes kerja sama kecerdasan buatan dengan Pemerintah Israel.
Buruh yang tergabung dalam aksi protes bernama "Tolak Teknologi untuk Apartheid" melakukan aksi pada Selasa lalu, di kantor Google di California dan New York. Mereka memprotes proyek senilai USD1,2 miliar yang dikenal dengan nama Proyek Nimbus.
Dalam pernyataannya, Google menyebut memecat pekerja lantaran melakukan "pelanggaran dan melakukan tindakan yang tidak bisa diterima". Tindakan tersebut berupa menghalangi pekerja yang lain untuk mengakses fasilitas.
"Setelah (mereka) menolak permintaan untuk pergi, aparat hukum terlibat untuk menghalau mereka dan mengamankan kantor. Kami telah menyimpulkan penyelidikan individual dan menghasilkan pemecatan 28 buruh, dan akan melanjutkan investigasi serta mengambil langkah yang dibutuhkan," kata juru bicara Google dilansir dari Al Jazeera, Sabtu 20 April 2024.
Di video yang viral, tampak polisi menangkap buruh yang melakukan aksi di kantor CEO Google, Thomas Kurian. Google juga menolak jika pemecatan berkaitan dengan layanan intelijen.
Pernyataan Buruh
Sedangkan para buruh yang bergabung dalam "Tolak Teknologi untuk Apartheid" menuduh Google juga memecat buruh yang tidak berkaitan langsung dengan protes.
"Tindakan pembalasan ini menjadi indikator bahwa Google lebih menghargai kontrak senilai $1,2 miliar dengan pemerintah dan militer Israel yang melakukan genosida daripada pekerjanya sendiri. Dalam tiga tahun kami mengorganisir perlawanan terhadap Project Nimbus, kami belum mendengar satu pun tanggapan eksekutif, akan kekhawatiran kami," kata mereka.
Mereka juga menyebut, Google bohong terkait tuduhan pengunjukrasa yang melakukan perusakan dan menghalangi pekerja lain untuk masuk dan bekerja.
"Pengunjukrasa duduk dengan diam dan menolak pergi, tidak melakukan penguraskan atau mengancam pekerja. Bahkan, tetap mendapat respons positif yang berlimpah," lanjut mereka.