Google Doodle Rayakan Ultah Pramoedya, Ini Karya dan Kutipan Sang Legenda yang Mendunia
Bila anda membuka mesin pencari Google hari ini, Senin (6/2/2017), maka google doodle hari ini memuat ilustrasi seorang pria berkacamata, rambut putih, dan berkaus serta memainkan mesin ketik kuno dengan latar tombol-tombol mesin ketik manual.
Pria berambut putih yang sengaja ditampilkan Google Doodle adalah Pramoedya Ananta Toer yang hari ini genap 92 tahun usia kelahirannya. Pramoedya, begitu sastrawan ini biasa dipanggil, hari ini pada tahun 1925 silam dilahirkan. Pram sendiri meninggal akibat komplikasi diabetes serta penyakit jantung pada 31 April 2006 lalu.
Semasa hidupnya, sastrawan satu ini sangat produktif menulis berbagai novel, cerita, jurnal, serta kronik sejarah. Tulisannya kerap berbau kritik baik kepada penguasa, sosial bahkan pada budaya yang dia anggap sangat menindas.
Kritikannya juga sempat menjadikan Pramoedya dipenjara dan diasingkan oleh Pemerintah Belanda. Bahkan rezim Soekarnopun juga dibuat tak akur dengannya. Begitupula, rezim Soeharto beberapa kali menyensor dan melabeli begawan sastra ini sebagai komunis dan mengasingkannya di Pulau Buru selama 30 tahun.
Meski kini Pramoedya atelah tiada, namun karya-karyanya masih terus menancap diingatan pembaca, berikut beberapa kutipan paling dikenal dari Pramoedya Ananta Toer:
"Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji. Tapi jangan dilupakan, dengan ilmu-pengetahuan modern binatang-binatang yang sebuas-buasnya juga bisa ditundukkan"
"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai"
"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"
"Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai"
"Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan".
Sementara itu, di antara banyak karya Pramoedya, yang paling melegenda hingga ke mancanegara, adalah Tetralogi Buru. Dan berikut beberapa karya Pramoedya :
Panggil Aku Kartini Saja (I & II, 1963; bagian III dan IV dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Kumpulan Karya Kartini, yang pernah diumumkan di berbagai media; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Wanita Sebelum Kartini; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Gadis Pantai (1962-65) dalam bentuk cerita bersambung
Satu Percobaan (1964); dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia (1963)
Lentera (1965), tak jelas nasibnya di tangan penerbit
Bumi Manusia (1980); dilarang Jaksa Agung, 1981
Anak Semua Bangsa (1981); dilarang Jaksa Agung, 1981
Sikap dan Peran Intelektual di Dunia Ketiga (1981)
Tempo Doeloe (1982), antologi sastra pra-Indonesia
Jejak Langkah (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985
Sang Pemula (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985
Hikayat Siti Mariah, (ed.) Hadji Moekti, (1987); dilarang Jaksa Agung, 1987
Rumah Kaca (1988); dilarang Jaksa Agung, 1988
Memoar Oei Tjoe Tat, (ed.) Oei Tjoe Tat, (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
Arus Balik (1995)
Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II (1997)
Arok Dedes (1999)
Mangir (2000)
Larasati (2000)
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (2005)