Google Doodle Rayakan Hari Bumi 2019 dengan Keberagaman Hayati
Google ikut merayakan Hari Bumi atau Earth Day, pada hari ini, Senin 22 April 2019. Terlihat, tulisan Google yang mengelilingi Bumi, dengan huruf O yang terlihat seperti matahari.
Klik huruf O di Google Doodle, laman utama pencarian Google, akan menampilkan sebuah video animasi pendek yang menampilkan deretan flora dan fauna eksotis yang hidup di Bumi.
Klik tanda panah di bagian kanan gambar. Muncul gambar Wandering Albatross, burung dengan bentang sayap paling lebar.
Kemudian gambar Coastal Redwood, pohon tertinggi di dunia. Spesies lainnya adalah Coelacanth, spesies ikan paling tua di dunia yakni Paedophryne Amauensis, katak, vertebrata terkecil Amazon Water Lily, tanaman air terbesar di dunia, dan Deep Cave Springtail, serangga tanpa mata yang hidup di tempat terdalam di dunia.
Beberapa dari spesies di Google Doodle ini baru ditemukan dalam kurun waktu beberapa dekade terakhir. Satu spesies diduga sudah punah 66 juta tahun lalu dan baru ditemukan kembali 80 tahun yang lalu.
Sesuai namanya, Hari Bumi merupakan peringatan tahunan mengenai pentingnya menjaga kehidupan yang ada di Bumi.
"Google Doodle Hari Bumi (Earth Day) tahun ini membawa kamu berkeliling planet yang kita sebut sebagai rumah, dan menemukan beberapa organisme menakjubkan yang menghuninya," tulis perusahaan di laman blog Google Doodle.
Kevin Laughlin, pembuat animasi tersebut mengaku, sulit saat menentukan spesies mana yang akan dihadirkan di Google Doodle hari ini.
" Kami mencoba fokus untuk memiliki beragam organisme yang baik dari seluruh dunia yang semuanya memiliki kualitas unik yang istimewa atau superlatif duniawi (tertinggi, terkecil, tertua, dll.)," ujar Laughlin.
Sejarah Hari Bumi
Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April berdasarkan konsensus yang disepakati oleh anggota Persatuan Bangsa-Bangsa pada tahun 2009. Dilansir dari laman Mirror, perayaan Hari Bumi sebenarnya sudah dipelopori oleh aktivis lingkungan hidup John McConnel di tahun 1969.
Ketika itu McConnel mencetuskan gagasannya di Konferensi Badan PBB bidang Edukasi dan Budaya, UNESCO, di San Francisco. McConnel mengajukan ide 21 Maret 1970 yang bertepatan dengan musim semi pertama di belahan bumi utara. (yas)