Google Doodle Rayakan Hari Angklung Sedunia
Google memang kerap merayakan momen khusus dan unik melalui Doodle (gambar dengan desain menarik) di laman penelusuran mereka. Tidak hanya tokoh pahlawan Nasional, tapi juga benda.
Hari ini, Google Doodle turut memperingati Hari Angklung Sedunia, yang dirayakan tanggal 16 November setiap tahunnya. Cara Google memperingati hari spesial angklung tersebut dengan menampilkan ikon Doodle.
Pengguna Google dapat melihat gambar anak-anak Nusantara bermain angklung ketika memasuki halaman depan mesin penelusurannya.
Angklung adalah alat musik multitonal khas masyarakat Sunda. Ia terbuat dari bambu. Jenis bambu umum digunakan untuk merakit angklung adalah bambu hitam (awl wulung) dan bambu putih (awl temen).
Alat musik ini dibunyikan dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Sejak dua belas tahun lalu, instrumen musik tradisional ini sudah diakui dunia. Angklung resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan asal Indonesia oleh UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) pada 16 November 2010. Sejak saat itu, tanggal ini diperingati sebagai Hari Angklung sedunia.
“Doodle animasi hari ini merayakan Angklung, alat musik Indonesia yang terbuat dari bambu. Pada hari ini di tahun 2010, UNESCO secara resmi menyatakan angklung sebagai barang Warisan Dunia,” tulis Google.
Google menulis bahwa angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia. Penduduk desa percaya bahwa suara bambu dapat menarik perhatian Dewi Sri, yakni dewi padi dan kemakmuran.
“Setiap tahun, pengrajin terbaik desa menggunakan bambu hitam khusus untuk membuat angklung. Pada musim panen, mereka mengadakan upacara dan memainkan angklung dengan harapan dewa akan memberkati mereka dengan hasil panen yang subur,” tulis Google.
Angklung ini juga masih menjadi pokok budaya Indonesia. Seringkali pemerintah menyelenggarakan pertunjukan angklung untuk menyambut tamu terhormat di Istana Kepresidenan.
“Suara angklung yang menggembirakan dapat didengar di ruang kelas di seluruh dunia karena ini adalah cara yang bagus bagi guru untuk memperkenalkan musik dan budaya Indonesia kepada siswa,” Google mengakhiri.
Seiring waktu, angklung kemudian berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, hingga Kalimantan dan Sumatera. Bahkan, alat musik bambu ini sempat menyebar di Thailand pada 1908, melalui sebuah misi kebudayaan.
Doodle Google yang bertema alat musik Angklung turut ditampilkan di Thailand dan Inggris.
Advertisement