Google Doodle Novelis Sariamin Ismail Ultah ke-112
Google doodle hari ini menampilkan Sariamin Ismail, seorang perempuan berpakaian adat Minang yang sedang menulis di bagian huruf O. Tepat hari ini, Sabtu 31 Juli 2021, adalah merayakan ulang tahun Sariamin Ismail ke-112.
Penulisan Google berupa rumput merambat berwarna hijau. Setelah Google Doodle diklik, akan muncul keterangan sosok Sariamin Ismail merupakan penulis yang tercatat sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia.
Uniknya, ia sering memakai nama samaran Selasih dan Seleguri atau gabungan keduanya Selasih Seleguri. Novel pertamanya berjudul Kalau Tak Untung diterbitkan Balai Pustaka pada 1943.
Sesuai dengan tampilan Google Doodle, Sariamin Ismail mengenakan pakaian adat Minang lantaran ia lahir di Talu, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada 31 Jui 1909. Ia meninggal dunia di Pekanbaru pada 15 Desember 1995.
Profil Sariamin Ismail
Mengutip Wikipedia, Sariamin Ismail mulai menulis karya sastra saat dirinya masih berstatus sebagai murid Meijes Normaal School. Semasa bersekolah, Sariamin Ismail sering diejek oleh teman-temannya. Bukannya membalas, Sariamin justru mencurahkan segala isi hatinya dalam sebuah puisi. Kepandaian Sariamin Ismail dalam menulis ini mulai tumbuh karena sering mendengar dongeng dari neneknya.
Mengutip buku Biografi Selasih dan karyanya yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Penddikan dan Kebudayaan pada 1995, puisi Sariamin Ismail yang berjudul Orang Laut membuatnya dikenal banyak orang, terutama di lingkungan sekolah.
Saat Sariamin Ismail berusia 16 tahun dan bekerja sebagai guru, ia menulis sejumlah artikel yang berkaitan dengan dunia wanita. Sariamin tergerak karema melihat banyak hal yang harus dibenah dalam kehidupan wanita. Ia selalu berpikir bahwa gadis Indonesia tak seharusnya selalu di rumah. Gadis Indonesia perlu mencari pengetahuan untuk bekal hidup masing-masing.
Sariamin Ismail kemudian membuat tulisan berjudul Betapa Pentingnya Anak Perempuan Bersekolah, dan dimuat dalam majalah Asjsjaraq pada 1926. Selain itu, Sariamin Ismail menulis untuk sejumlah surat kabar termasuk Pujangga Baru, Panji Pustaka, Sunting Melayu, dan Bintang Hindia. Bersama kepindahannya ke Kuantan sejak 1941, Sariamin naik sebagai anggota parlemen daerah untuk Provinsi Riau setelah terpilih pada tahun 1947. Ia terus menulis untuk sisa umurnya.
Berbeda dengan novel-novel awal lainnya seperti Sitti Nurbaya (1923) oleh Marah Rusli, karya Sariamin Ismail tidak berfokus pada anak dari keluarga kaya. Novel pertamanya berjudul Kalau Tak Untung dikirim ke redaksi Balai Pustaka pada 1932, dan terbit pada 1933.
Kalau Tak Untung menyorot seorang anak dari keluarga miskin di pedesaan, sementara Karena Keadaan menggambarkan seorang anak tiri jatuh cinta dengan gurunya.
Novel terakhirnya adalah Kembali ke Pangkuan Ayah pada 1986. Sebelum dia wafat, Sariamin Ismail menerbitkan antalogi puisi.
Puisi
1. Kebesaran Hari Raya terbit pada 1933
2. Kecewa terbit pada 1933
3. Lapar terbit pada 1933
4 Ucapan Terima Kasih terbit pada 1933
5. Cinta yang Suci terbit pada 1937
6. Kepadan Angin Pematah terbit pada 1937
7. Kepadan Tuan Putri Yuliana dan Prince Bernhard terbit pada 1937
8. Peminta-minta terbit pada 1937
9. Petaruh Ibu terbit pada 1937
10. Siapa Menyangka terbit pada 1940
11. Bertemu Pandang terbit pada 1940
12. Anakku Tab terbit pada 1986
Prosa
Roman (sudah terbit)
1. Kalau Tak Untung diterbitkan Balai Pustaka pada 1933
2. Pengaruh Keadaan diterbitkan Balai Pustaka pada 1937
3. Kembali Ke Pangkuan Ayah diterbitkan Mutiara Sumber Widya pada 1986
4. Musibah Membawa Bahagia diterbitkan Depdikbud pada 1986
Roman (belum terbit)
1. Di Pusara Ibu
2. Corak Dunia
Legenda (sudah terbit)
1. Nahkoda Lancang terbit pada 1982
2. Sutan Tumanggung Nan Rancak di Labuah terbit pada 1983
3. Bujang Piaman Jo Puti Payuang Lauik terbit pada 1983
4. Puti Mambang Lauik terbit pada 1984
5. Rangkiang Luluih terbit pada 1985
6. Cerito Kukuan Kekek terbit pada 1985
7. Ngalau Kamang terbit pada 1986
8. Rantak Si Gadih Ranti terbit pada 1986
9. Malatuihnyo Gunung Tujuah terbit pada 1987
Legenda (belum terbit)
1. Si Tanum
2. Putri Andam Dewi
3. Puit Candai Taritik
4. Bundo Kanduang
5. Asa Usua Ranah Alam
Cerita anak (sudah terbit)
1. Panca Juara terbit pada 1981
2. Cerita Kak Murai terbit pada 1984
Cerita pendek
1. Cerita Putri Seri Laut