Google Doodle Merayakan Ulang Tahun 106 Prof. Dr. Sulianti Saroso
Nama Prof. Dr. Sulianti Saroso hari ini tepajang sebagai doodle di halaman utama situs mesin pencari, Google versi Indonesia. Dia adalah tokoh kedokteran perempuan asal Indonesia yang berkiprah di Internasional.
“Doodle hari ini mengenang dokter asal Indonesia, Prof. Dr. Sulianti Saroso, yang dikenal banyak orang sebagai salah satu pakar kesehatan paling signifikan pada masanya karena mempromosikan kesehatan ibu hamil dan keluarga,” dikutip dari keterangan Google doodle, Rabu, 10 Mei 2023.
Sulianti Saroso pernah memiliki jabatan strategis dan limited edition sebagai Presiden Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) pada 1973.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan membangun rumah sakit dengan namanya yakni Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso.
Profil
Dikutip dari Wikipedia, Prof. Dr. dr. Julie Sulianti Saroso, MPH lahir 10 Mei 1917. Meninggal dunia pada 29 April 1991. Sulianti Saroso menyelesaikan kuliah kedokteran tahun 1942 dari GHS (sekolah tinggi kedokteran) di Batavia (Jakarta).
Dia lanjut ke Inggris, Skandinavia, Amerika Serikat dan Malaya selama dua tahun (1950 sampai 1951) dan mendapatkan Certificate of Public Health Administrasion dari Universitas London.
Pada 1962, ia memperoleh gelar MPH (Master of Public Health) dan TM (Tropical Medicine). Ia kemudian memperoleh gelar Doctor of Public Health (Epidemiologi) tahun 1965 setelah mempertahankan disertasi yang berjudul The Natural History of Enteropathogenic Escherechia Coli Infections di Tulane Medical School, New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat.
Profesi
Setelah tamat dari sekolah kedokteran tahun 1942, Sulianti Saroso bekerja di bagian Penyakit Dalam CBZ, Jakarta. Setelah kemerdekaan RI, ia melanjutkan kariernya di RS Bethesda Yogyakarta bagian penyakit anak.
Tahun 1951, ia memulai kariernya di Kementerian Kesehatan. Ia menjabat berbagai posisi yaitu Kepala bagian Kesejahteraan Ibu dan Anak, Kepala Hubungan Luar Negeri, Wakil Kepala Bagian Pendidikan, Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat Desa dan Pendidikan Kesehatan Rakyat, dan Kepala Planning Board.
Tahun 1967, Sulianti Saroso diangkat menjadi Direktur Jenderal Pencegahan, Pemberantasan dan Pembasmian Penyakit Menular (P4M) dan merangkap Ketua Research Kesehatan Nasional (LRKN) Departemen Kesehatan. Pada tahun 1969, ia dikukuhkan sebagai Profesor pada Universitas Airlangga Surabaya dengan mengucapkan pidato pengukuhan "Pendekatan Epidemiologis dalam Menanggulangi Penyakit".
Pada 1975, Sulianti Saroso mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dirjen P4M dan diangkat menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan sampai dengan tahun 1978. Pada tahun 1978 ia diangkat menjadi anggota tim perumus dan evaluasi Program Utama Nasional Bidang Ristek yang diperbantukan pada Menteri Negara Ristek. Sulianti Saroso diangkat menjadi staf ahli Menteri Kesehatan 1 Januari 1979.
Pada 1979, Sulianti Saroso ditunjuk sebagai anggota Board of Trustess of the International Center of Diarhoeal Disease Research Bangladesh dan menjabat Chairman of the Board selama setahun dari 1979 sampai 1980.
Pada 1981, ia menjadi penasehat Proyek Perintis Bina Keluarga dan Balita di bawah Menteri Muda Urusan Peranan Wanita. Pada 1982, ia diangkat menjadi dosen pada Lembaga Kedokteran Gigi Dinas Kesehatan Angkatan Laut.
Sulianti Saroso juga pernah menjabat Ketua Gugus Tugas Penyusunan Rencana Lima tahun PELITA II sektor Kesehatan, pernah mewakili Pemerintah RI dalam sidang-sidang Internasional di Bidang Kesehatan, menjadi anggota WHO Expert Committee of Maternity and Child Health, anggota Komisi PBB Community Development di Afrika, anggota Honorary Society on Public Health Delta Omega, anggota WHO Expert Committee of Internasional Surveilance of Communicable Diseases, anggota Komisi Nasional Kedudukan Wanita Indonesia, President of the World Health Assembly dan anggota Badan Eksekutif WHO.
Penghargaan
Sulianti Saroso meraih sejumlah penghargaan. Sebut saja seperti Bintang Penghargaan dari WHO South-east Asia Regional Committee.
Ia juga mendapat piagam Penghargaan dari WHO Jenewa atas partisipasinya dalam membasmi penyakit cacar di dunia. Di Indonesia Dia mendapat Piagam Pengabdian dan Jasa dalam meningkatkan Usaha Kesehatan (higiene dan sanitasi) dari Menteri Kesehatan.
Piagam dari Pemerintah India atas jasanya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Piagam Pegawai Teladan dari Menteri Kesehatan. Bintang Mahaputra Pratama dari Presiden RI tahun 1975.
Piagam dari IDI atas semangat pengabdiannya yang luar biasa kepada dunia kedokteran dan kesehatan Indonesia. Selanjutnya, piagam penghargaan dari Queensland Institute of Medical Research, Brisbane Australia.
Advertisement