Google Doodle Merayakan Hari Perempuan Sedunia
Melihat tema Google doodle hari ini penuh dengan animasi wajah perempuan yang mewakili dari belahan dunia mana pun. Mungkin Anda penasaran, Google doodle hari ini tengah merayakan momen apa?
Sebagai informasi, Google doodle hari ini merayakan Hari Perempuan Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 8 Maret. Tema yang diusung ialah #BreakTheBias, yakni menghancurkan bias yang ada.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bias adalah kecenderungan untuk mendukung atau menentang sesuatu hal, orang, atau kelompok daripada yang lain dengan cara yang kurang adil.
Selama ini perempuan mengalami berbagai diskriminasi dan cara pandang yang berbeda dari rekan mereka yang laki-laki. Mulai dari pekerjaan di rumah tangga, hingga dalam perlakuan profesional di tempat kerja.
Menurut laman IWD (International Women's Day), tema #BreakTheBias ini sebagai tonggak perubahan bagi perlakuan terhadap perempuan di seluruh dunia.
"Bayangkan dunia yang setara gender. Dunia yang bebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi. Dunia yang beragam, adil, dan inklusif. Dunia di mana perbedaan dihargai dan dirayakan. Bersama-sama kita bisa menempa kesetaraan perempuan," tulis pernyataan resmi laman IWD.
Kampanye Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2022 kali ini #BreakTheBias mengajak solidaritas dukungan dengan menyilangkan tangan di depan dada sebagai simbol menolak semua bias.
Dalam Google Doodle, Hari Perempuan Sedunia 8 Maret 2022 terlihat beragam pekerjaan yang dapat dilakukan perempuan. Terlepas dari warna kulit, agama, suku, dan sebagainya. Mulai dari pekerjaan rumah tangga seperti mengasuh anak, berkebun, hingga pekerjaan profesional seperti montir, perancang busana, dan dokter.
Sejarah Hari Perempuan Sedunia
Hari Perempuan Sedunia ternyata telah diperingati lebih dari 100 tahun lalu. Pertama kali Hari Perempuan Sedunia diperingati pada tahun 1911. Ini sebagai tonggak lahirnya pergerakan kaum perempuan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.
Ketika itu perempuan berada di bawah tekanan yang dipicu dari diskriminasi dan ketidaksetaraan gender baik di rumah tangga, lembaga pendidikan, maupun di tempat kerja. Perempuan dianggap sebagai kaum minoritas yang sebagian besar tidak diperbolehkan berada di luar rumah untuk belajar, apalagi bekerja.
Di Amerika Serikat sendiri, hak pilih perempuan baru terwujud pada tahun 1920. Sebelumnya, perempuan tidak dapat ikut serta dalam pemilihan umum memilih wakil rakyat maupun presiden.
Perempuan juga tidak dapat menduduki posisi strategis di tempat kerjanya karena dianggap lebih lemah dan tidak memiliki kompetensi seperti laki-laki.
Advertisement