Gonjang-Ganjing Ekonomi Dunia
Di kalangan para pengamat berpendapat, ada PR untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, yang kemudian akan diemban oleh pemerintahan baru selanjutnya. Pemerintahan baru perlu untuk memetakan program yang akan dilakukan selama lima tahun ke depan. Agar, masyarakat juga pelaku bisnis mengetahui hal riil yang akan dilakukan.
Meski begitu, inflasi masih menjadi perhatian, tensi geopolitik masih tinggi dan el nino akan berpengaruh pada pangan. Harus tetap waspada.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, ada peristiwa yang memengaruhi target pertumbuhan ekonomi 2024. Berikut penjelasan Bendahara Negara RI:
Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2% YoY. Target ini lebih rendah dari outlook pertumbuhan ekonomi 2023 yang di kisaran 5,3% YoY hingga 5,7% YoY.
Ada sejumlah peristiwa yang memengaruhi pertimbangan penetapan target pertumbuhan ekonomi tahun depan. Ini terkait dengan kondisi ketidakpastian global yang penuh ketidakpastian sehingga menekan prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China dalam 12 bulan hingga 18 bulan ke depan.
Gonjang-ganjing yang terjadi pada negara-negara besar tersebut tentu akan berdampak pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Ini karena, salah satunya disebabkan oleh kenaikan suku bunga acuan yang sangat drastis dan bahkan lebih lama dari perkiraan.
Selain itu, ketidakpastian global datang dari ketidakpastian geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta Rusia dan Ukraina.
Pertumbuhan ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pelemahan, bahkan setelah gerbang perekonomian dibuka. Ini menjadi salah satu risiko terbesar Indonesia, mengingat China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Apalagi, kita melihat ekspor memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka ini akan memberi risiko terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 2024
Pemerintah menargetkan defisit anggaran pada tahun 2024 sebesar Rp 522,8 triliun atau setara 2,29% produk domestik bruto (PDB). Belanja negara pada tahun 2024 diperkirakan mencapai Rp 3.304,1 triliun. Sementara, pendapatan negara mencapai Rp 2.781,3 triliun.
Kita optimistis, angka belanja negara dan defisit anggaran yang dipatok, akan mampu mencapai asa pemerintah dalam memenuhi target pertumbuhan tahun depan. Adapun pemerintah Indonesia mematok target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sebesar 5,2% YoY.
Kalau ditanya, pasti tidak ideal. Namun, kami sudah bekerja sama dengan kementerian/lembaga (K/L) untuk menyusun target pembangunan yang bermanfaat bagi pertumbuhan.
Dalam hal ini, Kemenkeu menekankan pada jajaran pemerintah untuk membelanjakan anggaran yang diterima tiap K/L dengan bijak. Atau dengan kata lain, jajaran pemerintah harus mengupayakan kualitas belanja sehingga tiap rupiah yang dikeluarkan, akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Yang diupayakan adalah kualitas spending. Harus lebih baik. Jadi, tiap Rupiah yang kami keluarkan memberi dampak lebih baik pada ekonomi dan masyarakat.
Dengan demikian, kami yakin defisit yang dipatok dan alokasi belanja negara tahun depan mampu untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dan cukup untuk mengentaskan kemiskinan maupun menekan angka stunting.
Bahkan, kami optimistis, angka yang sudah tertulis akan cukup untuk membiayai hajatan Pemilihan Umum (Pemilu), pembangunan ibu kota negara (IKN), juga belanja kesehatan dan pendidikan.
Dalam berbelanja pemerintah akan tetap hati-hati dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang terjadi di dunia luar. Kami tetap hati-hati dengan tren inflasi global yang relatif tinggi, suku bunga yang lebih tinggi dan lebih lama dari perkiraan, serta volatilitas global lainnya.
Catatan: Soal Pertumbuhan
Disebutkan, Pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2% YoY. Semenara itu, pemerintah menargetkan defisit anggaran pada tahun 2024 sebesar Rp 522,8 triliun atau setara 2,29% produk domestik bruto (PDB).
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, target pertumbuhan tersebut lebih rendah dari potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. David optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 bisa tumbuh mencapai 5,5% YoY hingga 5,7% YoY.
Target tersebut realistis, tetapi potensial pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan sampai 5,5% YoY hingga 5,7% YoY. Namun, ada catatan. Potensi pertumbuhan yang lebih tinggi tersebut juga harus diimbangi dengan upaya ekstra pemerintah, terutama, pada tahun depan adalah tahun terakhir jajaran pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini bisa dilakukan dengan mendorong belanja negara yang cepat dan diarahkan pada belanja produktif. Bila belanja yang telah dialokasikan bisa terserap dengan baik dan tepat sasaran.
Diyakin pertumbuhan ekonomi tak hanya tumbuh lebih tinggi, tetapi juga berdampak pada pengentasan kemiskinan. Target tingkat kemiskinan pada tahun 2024 yang dipatok 6,5% hingga 7,5% juga mungkin tercapai.
Selain itu, pemerintah juga terus bisa menggenjot investasi, terutama dari segi efektivitas dan efisiensi. Mengingat, rasio inefisiensi penggunaan modal (ICOR) Indonesia relatif lebih tinggi dari negara lain.