Keyakinan Golkar Calonkan Airlangga di Pilpres 2024 Semakin Kuat
Partai Golkar semakin yakin akan mengusung kadernya sendiri pada Pilpres 2024. Keyakinan itu didasari hasil poling beberapa lembaga survei nasional terhadap Airlangga Hartarto yang semakin baik dari hari ke hari.
Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Adies Kadir mengatakan, untuk mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi, dibutuhan orang yang benar-benar paham tentang ekonomi. Golkar melihat itu ada pada Ketua Umum Golkar yang sedang mengemban tugas negara sebagai Menko Ekonomi, yakni Airlannga Hartarto.
"Banyak pihak yang mendorong Golkar pada Pilpres 2024 mencalonkan kader Golkar sendiri," kata Adies di Jakarta, Selasa, 18 Januari 2022. Keyakinan publik itu setelah melihat hasil survei terhadap kapabilitas Airlangga yang sudah melewati beberapa capres unggulan.
Namun ketika ditemui di Kantor Presiden, Menko Ekonomi Airlangga Hartarto masih enggan mengomentari hasil poling yang mengunggulkan dirinya.
"Jangan tanya soal Pilpres dulu, kami masih konsentrasi menghadapi pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi," kata Airlangga.
Sementara itu, Direktur Eksekutive Laboratorium Survei Indonesia (LSI), Albertus Dino, merilis hasil survei yang dilakukan lembaganya, di mana figur Capres 2024 yang diinginkan masyarakat dalam menghadapi dampak ekonomi dan sosial akibat Covid 19 adalah sosok pemimpin yang mau bekerja melayani rakyat, bukan minta dilayani, diinginkan oleh 83,6 persen responden.
Kemudian menurut 86,6 persen responden, saat ini bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang mau mendengar keluh kesah dan problematika rakyatnya. Setelah itu bekerja keras menyelesaikan masalah rakyatnya.
Sedangkan sebanyak 90,6 persen responden setuju bahwa saat ini bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa mengangkat taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, tegas namun terarah dalam menerapkan program programnya serta menegakkan peraturan.
Airlangga Unggul
Terkait nama yang akan dipilih sebagai presiden jika Pilpres digelar di saat survei dilakukan kepada 1.850 responden, nama Airlangga Hartarto menjadi nama yang paling banyak diinginkan dan dipilih dengan tingkat elektabilitas 19,2 persen, kemudian Ganjar Pranowo di urutan kedua dengan tingkat elektabilitas 14,3 persen, Prabowo Subianto 11,7 persen.
Selain itu, ada Kasad Jendral Dudung Abdurachman 6,2 persen, Sri Mulyani 4,1 persen, Basuki Tjahaya Purnama 3,7 persen , Ridwan Kamil 3,6 persen, Anies Rasyid Baswedan 3,5 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,1 persen, Puan Maharani 2,7 persen.
Sementara itu, Tri Risma Harini hanya 2,4 persen, Erick Thohir 1,4 persen, Muhaimin Iskandar 1,4 persen dan Mahfud MD 1,1 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 18,4 persen.
Selain pertanyaan terbuka, 1.850 responden juga diberikan pertanyaan tertutup dengan menyodorkan nama-nama tokoh di dalam kertas kuisioner, dengan pertanyaan nama yang akan dipilih sebagai Presiden jika Pilpres digelar di saat survei dilakukan.
Kembali nama Airlangga Hartarto menjadi nama yang paling banyak diinginkan dan dipilih dengan tingkat elektabilitas mencapai 20,3 persen, kemudian Ganjar Pranowo di urutan kedua dengan 16,2 persen, Prabowo Subianto 15,2 persen, Kasad Jendral Dudung Abdurachman 7,1 persen, Gatot Nurmantyo 4,2 persen, Puan Maharani 3,7 persen, Anies Rasyid Baswedan 3,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,3 persen.
Albertus Dino juga menjelaskan hasil penelitian tentang preferensi masyarakat terhadap dinamika politik nasional jika pemilu digelar saat ini, maka secara spontan partai politik yang paling memberikan kontribusi terhadap program-program penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi menyebut Partai Golkar.
Partai berlambang pohon beringin ini dinilai oleh sebanyak 89,3 persen responden sebagai partai politik yang paling berkontribusi. Kemudian di urutan kedua PDI Perjuangan dengan 76,4 persen sebagai partai yang berkontribusi dalam penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Lalu ada PKB dengan 73,9 persen, Nasdem 70,6 persen, Gerindra 62,7 persen, PPP 52,7 persen, PAN 51,9 persen, PKS 20,8 persen, Demokrat 20,1 persen.
Hasil penelitian melalui survei dengan memberikan pertanyaan kepada 1.850 responden secara terbuka dengan pertanyaan partai politik mana yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini, maka hasilnya menempatkan PDI Perjuangan sebagai partai politik dengan tingkat keterpilihan tertinggi. PDIP memiliki elektabilitas 14,2 persen.
"Tren elektabilitas partai politik saat ini masih dipegang oleh PDIP sebagai peraih suara tertinggi, walaupun elektabilitas menurun dibandingkan hasil real pemilu 2019. Pada urutan kedua, ditempati Partai Golkar yang memiliki elektabilitas sebesar 13,6 persen," terang Albertus.
Kemudian, di tempat ketiga ada partai Gerindra dengan elektabilitas 12,7 persen, Partai Demokrat menempati urutan keempat dengan elektabilitas sebesar 8,9 persen. PKB berada di belakangnya dengan angka 7,2 persen. PKS berada di urutan keenam dengan elektabilitas 6,2 persen. Selanjutnya Nasdem memiliki elektabilitas 5,8 persen.
Seperti disebutkan LSI, penelitian ini bertujuan untuk mengukur optimisme masyarakat di tahun 2022 terhadap pemerintahan ekonomi dan preferensi publik terhadap dinamika politik nasional jelang memasuki tahun politik.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dalam menentukan jumlah sampel yang ditarik dari jumlah populasi menggunakan metode 'multiStage random sampling' terhadap 1.850 responden yang memiliki hak pilih saat survei dilakukan dan terpilih secara acak serta proporsional di 34 Provinsi.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak bertingkat (multi-stage random sampling) hingga unit keluarga. Pemilihan individu responden di dalam keluarga terpilih.
Adapun hasil survei ini memiliki Margin of Error +/- 2.3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dalam survei ini pengambilan data dilakukan dengan menggunakan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) oleh enumerator yang telah dilatih dengan instrumen kuesioner.
Satu pewawancara bertugas untuk 1 desa/kelurahan dan mewawancarai 10 responden. Pengumpulan data dilakukan pada 29 Desember 2021 sampai dengan 13 Januari 2022. Kendali kualitas dilakukan secara random terhadap 58% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check), penyaksian wawancara atau pengecekan via telepon.
Advertisement