Golkar Segera Cari Pengganti Setya Novanto
Jakarta: Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media Nurul Arifin mengaku kaget dengan penetapan Setya Novanto sebagai tersangka baru kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
"Saya nggak berani berkomentar banyak ya karena ini baru mendengar beritanya dan belum melihat suratnya ya. Saya kira besok baru ada sikap yang lebih jelas," kata Nurul di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/7).
Nurul mengatakan, dirinya prihatin dengan penetapan tersebut. Dia berharap tidak ada intervensi dari pihak manapun dalam kasus ini. "Saya tidak berani berkomentar banyak, masih kaget masih kaget," tambahnya.
Nurul menambahkan, saat ini Setya Novanto baru saja pulang dari parlemen. Kondisi Setya juga disebut sehat meski sempat sakit.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung langsung mengatakan perlunya kepemimpinan baru di tubuh partai beringin ini. "Golkar harus mengambil langkah-langkah strategis ke depan, khususnya mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2019 yang akan datang. Kalau hari ini Setya Novanto sudah ditetapkan jadi tersangka ya sudah harus diputuskan langkah-langkah yang mendasar yang penting diambil Golkar dalam menghadapi agenda politik 2019," kata Akbar kepada wartawan, Senin (17/7).
Langkah strategis itu adalah kepemimpinan baru. "Kita sudah perlukan adanya kepemimpinan baru yang akan memimpin Golkar dalam kondisi kritis yang amat genting ini supaya Golkar siap dalam menghadapi agenda politik 2018 dan 2019 ini," kata Akbar.
Kepemimpinan baru itu, menurut Akbar, tak boleh hanya sekedar pelaksana tugas. Melainkan kepemimpinan definitif yang sesuai AD/ART dipilih melalui Munas ataupun Munaslub Golkar. (kuy)