Golkar Deklarasi Prabowo-Gibran, Goenawan Mohamad Kritik Keras
Partai Golkar yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIK), resmi mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan capres-cawapresnya, Sabtu 21 Oktober 2023. Hal ini menimbulkan suara kekecewaan dari berbagai kalangan.
Suara kekecewaan disampaikan oleh para tokoh politik, tokoh publik hingga aktivis Tanah Air. Di antaranya disampaikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Savic Ali, Goenawan Mohamad, Denny Siregar, Dewi Irawan hingga Dandhy Laksono.
Mayoritas kekecewaan disampaikan oleh tokoh yang sebelumnya mendukung atau merupakan simpatisan Presiden Joko Widodo. Misalnya diungkapkan oleh Sastrawan dan pendiri Majalan Tempo, Goenawan Mohamad alias (GM).
"Untuk jadi cawapres, Gibran akan jadi kuning. Dulu untuk jadi walikota Solo, Gibran menjadi merah. Dalam perumpamaan lama, itu dinamai 'bunglon'," tulis GM pada akun Twitter @gm_gm.
Pemilik nama lengkap Goenawan Soesatyo Mohamad itu, dalam beberapa waktu belakang tampak sering mengkritisi isu politik dinasti Presiden Jokowi. Terutama sejak Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan syarat capres-cawapres beberapa hari lalu.
Nada kekecewaan juga disampaikan oleh aktris senior Indonesia, Dewi Irawan. Lewat akun media sosial X-nya, Dewi tampak mengunggah foto tulisan tangan mendiang ibunya untuk Presiden Joko Widodo.
"Masih saya simpan pak jokowi, 2x dukung dengan ikhlas. Ibu saya sudah wafat jadi ga lihat Pa Jokowi berkhianat," cuitnya pada akun @dewiirawan13.
Selain itu, pertanyaan bernada sindiran juga disampaikan oleh tokoh muda dan direktur NU Online, Syafieq Alielha atau Savic Ali.
"Megawati gak maksain Puan, apakah Jokowi akan maksain Gibran?," tulis akun @svicali pada medsos X.
Kemudian, nada kekecewaan juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya.
"Banyak yang 2014 milih @jokowi karena takut ORBA berkuasa kembali lewat sosok Prabowo. Sekarang Jokowinya milih Prabowo, dan anaknya dimasukkan Golkar. Paripurna," tulis pria yang akrab disapa Toto itu.
Masih di media sosial X, pegiat medsos Zulfikar Akbar menilai cara Golkar membajak kader partai lain untuk kepentingan politik adalah bukan langkah politik yang baik. Ia pun mendoakan Gibran mengambil keputusan terbaik.
"Membajak kader partai lain di tengah jalan untuk kepentingan politik, bukan langkah politik yang baik. Hanya melahirkan keriuhan dan gonjang-ganjing yang tidak penting. Semoga saja Gibran bisa mengambil keputusan terbaik," ujarnya lewat akun @zoelfick.
Selain itu, aktivis Dhandy Laksono juga turut menyampaikan kekecewaannya. Ia menyampaikan sindiran bahwa Golkar merupakan partai berpengalaman di masa Orba.
"Golkar adalah partai yang sangat berpengalaman di masa Orde Baru. Berpengalaman memasangkan jenderal dan nepotisme," tulis Dandhy Laksono yang aktif mengkritisi pemerintahan Jokowi.
Sementara itu, dr. Tirta Mandira Hudhi seorang dokter dan pengusaha muda pun turut mengomentari pencawapresan Gibran.
"Tidak semua anak muda memilih calon leader dengan kriteria; "yang penting usia muda". Engga sesimpel itu bagiku. Jika ada pendukung yang keberatan bagiku gpp, itu opinin mereka, tapi ini opiniku," ujarnya yang akrab disapa Cipeng.
tak terkecuali penggiat medsos Denny Siregar. Ia yang dikenal sebagai pendukung setia Presiden Jokowi pun menyampaikan kekecewaannya dengan mengutip pernyataan dari presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln.
"Semua orang bisa tahan dengan kesengsaraan. tapi bila kau ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan," ujar Denny.
Sebagai informasi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumumkan hasil Rapimnas II yakni mendukung dan mengusulkan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.
Rapimnas digelar di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Sabtu 21 Oktober 2023.
"Berdasarkan hasil pertemuan dengan para Ketua DPD tadi malam Pak, kami rapat cukup lama, cukup hangat tapi semuanya konsensus mengusulkan. Sya tanya dulu mengusulkan dan mendukung Mas Gibran Rakabuming Raka untuk kita pasangkan dengan Pak Prabowo sebagai bacawpares Republik Indonesia," kata Airlangga.