Golkar dan Nasdem Saling Tuding Soal Impor Pangan
Ketua Fraksi NasDem DPR RI Ahmad M Ali menyayangkan pernyataan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Firman Soebagyo yang terkesan menuding Partai NasDem bertanggung jawab urusan impor, padahal impor pangan untuk kepentingan negara.
Ahmad M Ali, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, menilai pernyataan tidak mendasar Firman tak patut diucapkan oleh negarawan yang saat ini menjadi wakil rakyat di DPR RI.
"Apa yang disampaikan oleh Firman Soebagyo itu menunjukkan bahwa ia bukan seorang negarawan, dan sama sekali tidak mengerti urusan tata negara. Pernyataannya itu, terkesan tendensius tidak etis, dan tidak pantas karena secara vulgar menyebut Partai NasDem bertanggung jawab masalah impor pangan," ujarnya.
Ahmad M Ali menekankan negara melalui presiden dan menteri memiliki pertimbangan yang bersifat komperehensif dalam menentukan kebijakan impor berdasarkan data dan pertimbangan banyak hal, seperti soal inflasi, kebutuhan nasional dan ketercukupan pangan.
"Keputusan soal impor pangan itu tidak ada kaitannya dengan kebijakan atau kepentingan partai politik atau NasDem. Walaupun Pak Enggar sebagai Menteri Perdagangan adalah kader NasDem, tetapi ia sudah diwakafkan sebagai abdi negara setelah menjadi menteri. Kebijakan dia, itu murni soal urusan negara," papar Ali.
Bendahara Umum Partai DPP Partai NasDem ini menyebut bahwa kebijakan impor tidak bisa dilihat dalam satu sudut pandang saja, tetapi harus melihat hal itu, dalam urusan kepentingan nasional.
"Bila landasan argumen adalah berbasis curiga tanpa data maka kita akan disesatkan oleh pernyataan Firman. Tidak ada kaitan NasDem dengan impor pangan, tidak ada orang NasDem yang bergerak dalam urusan bisnis seperti itu," tuturnya.
Ali menyesalkan pernyataan Firman menggeneralisasi kepentingan negara dengan kebijakan partai. Pernyataan itu dipandangnya tidak logis dan terkesan sebagai manuver.
Menurut dia, tidak ada alasan mengaitkan kebijakan istana dengan impor pangan urusan kepentingan Partai NasDem.
"Saya kasih contoh begini, apakah ketika Setya Novanto korupsi dana E-KTP itu lantas bisa disebut sebagai tanggung jawab Partai Golkar?. Idrus Marham selaku Menteri Sosial ketika ditersangkakan menerima suap, apakah juga bisa dikaitkan tanggung jawab Partai Golkar? Kan tidak begitu cara pandangnya," tegasnya.
Ali meminta Firman untuk segera mengklarifikasi pernyataan itu karena dianggap tidak pantas, dan merugikan nama Partai NasDem.
"Firman harus mengklarifikasi pernyataan itu karena tidak etis dan ceroboh. Itu merugikan Partai NasDem yang sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan urusan impor pangan," tegasnya. (an/ar)