Golkar Ajukan Toni dan Gus Hans Jadi Wawali Machfud Arifin
Pilkada Surabaya semakin dekat. Sejumlah partai politik berlomba-lomba menyodorkan nama kader terbaiknya untuk maju dalam kontestasi Pilwali Surabaya. Salah satunya Golkar.
Partai berlambang beringin itu kini sudah merapat ke koalisi besar Machfud Arifin, bersama PKB, Gerindra, PAN, Nasdem, PKS, PPP, dan Demokrat. Meski belum menurunkan rekom resmi, Golkar mengaku tetap berkomitmen mendukung MA.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua DPD Golkar Surabaya Blegur Prijanggono. Selain berkomitmen mendukung, Golkar juga sudah menyodorkan dua nama kader terbaiknya untuk mendampingi Machfud Arifin.
Dua orang itu adalah Arif Fathoni dan Zahrul Azhar As'ad alias Gus Hans. Menurutnya, dua orang tersebut adalah kader muda terbaik Golkar saat ini yang cocok mendampingi Machfud Arifin.
"Pak MA berhak memilih pendampingnya kelak. Hampir delapan pengusung kirimkan perwakilan dampingi Pak MA. Hanya saja mungkin dari Golkar yang hari ini memberikan jawaban terbaik atas kondisi Surabaya hari ini," kata Blegur, Rabu 8 Juli 2020.
Menurutnya, kondisi Surabaya hari ini selepas ditinggal Tri Rismaharini, membutuhkan sosok baru yang bisa dekat dengan warga. Terlebih Kota Surabaya didominasi oleh pemilih milenial.
Sehingga bagi Blegur, pemimpin Surabaya ke depan tidak hanya membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi juga harus menampung aspirasi kaum milenial.
"Pemilih milenial ini banyak di Surabaya. Kita harus tangkap itu," katanya. Maka dari itu, dua sosok nama tersebut yang diajukan oleh Golkar.
Menurut Blegur, keduanya sangat merepresentasikan kaum milenial di Kota Surabaya. Namun keduanya memiliki basis dan bungkus yang berbeda.
Blegur menyebutkan, sosok Arif Fathoni merupakan anak muda milenial yang dikenal humble, nasionalis, dan revolusioner. Ia merepresentasikan kaum muda Surabaya yang terbuka, bebas, dan suka tantangan.
Sedangkan Gus Hans yang berbasis pesantren memang lebih merepresentasikan kaum muda Surabaya yang lebih kalem, religius, dan tenang.
"Artinya, millenial di Golkar tidak hanya linier. Dua calon yg kita usulkan ini punya basis sendiri-sendiri. Mereka punya bobot. Tidak hanya background millenial atau muda yang digaungkan," kata Blegur.
Dengan dua calon tersebut, ia mengaku percaya diri Machfud Arifin memilih cawawali dari Golkar. Selain punya bobot, dua orang itu juga sudah dikenal dekat dengan partai lain pengusung Machfud Arifin. Sehingga komunikasi yang dijalin tak akan susah.
"Tapi seandainya Pak MA berkehendak seperti itu (memilih cawawali dari Golkar), dua yang kita sodorkan ini memang sudah kenal dengan partai lainnya," pungkasnya.