GMNI dan HMI Mulai Mendingin
Surabaya: Suhu yang memanas antara Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mulai mendingin. Panas suhu disulut tulisan opini Abraham Lagaligo (27/1) yang menyebutkan bahwa GMNI adalah perubahan bentuk dari Central Gerakan Mahasiswa (CGMI) organisasi mahasiswa underbouw Partai Komunis Indonesia (PKI).
Opini tersebut sontak langsung menjadi perdebatan kader-kader GMNI. Abraham Lagaligo mengatakan, respon teman-teman GMNI yang sampai seramai ini dinilai wajar, katanya kepada ngopibareng.id, Kamis (2/2) malam.
Diakui, tidak satupun lembaga agama dan lembaga organisasi yang bersedia sejarah kelahirannya dikaitkan dengan PKI. “Karena PKI dan antek-anteknya adalah musuh bersama umat beragama dan Bangsa Indonesia,” tukasnya.
Abraham menyadari ada yang salah pada opininya, ia kemudian menemui Presidium Pusat GMNI Chrisman Damanik pada Selasa (31/1). Di pertemuan itu akhirnya disepakati lah penyusunan ulang isi opini tersebut.
Opini yang banyak menuai kecaman itu, mengalami revisi dan diubah dengan menghapuskan kata GMNI, yang mulanya berbunyi “Sampai-sampai dalam pidatonya di depan anggota CGMI (Central Gerakan Mahasiswa Indonesia, underbow PKI yang sekarang berubah menjadi GMNI: Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) pentolan PKI DN Aidit berseru: kalau tidak bisa membubarkan HMI lebih baik kalian pakai sarung…!”
Menjadi “Sampai-sampai dalam pidatonya di depan anggota CGMI (Central Gerakan Mahasiswa Indonesia, underbow PKI) pentolan PKI DN Aidit berseru: kalau tidak bisa membubarkan HMI lebih baik kalian pakai sarung…!” begitu penggalan revisi opini tersebut.
Abraham pun menyatakan permintaan maaf atas tulisannya, selanjutnya atas mediasi yang dilakukan Ketua Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) Mahfud MD dan beberapa senior HMI dibuatlah pernyataan maaf secara terbuka yang akan disampaikan 6 Februari 2017 mendatang di Warung Daun Cikini, Jakarta.
“Para alumni HMI menilai bahwa setiap manusia bisa khilaf, dan berbuat salah,” terang Abraham. “Kewajiban seorang muslim jika bersalah adalah meminta maaf,” pungkasnya. (frd)
Advertisement