Hubungan GMNI dan HMI Memanas
Situasi memanas melanda dua organisasi mahasiswa di Indonesia yakni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Situasi ini bermula dari sebuah tulisan opini yang dinilai tak berdasar pada sejarah, ditulis oleh kader HMI Abraham Lagaligo, Ketua Umum HMI cabang Surabaya periode 2002-2003.
GMNI lewat rilis resmi yang dikeluarkan Ketua Presidium Chrisman Damanik dan Sekjend Presidium GMNI, Pius A. Bria di Jakarta, Kamis (2/2) menyebutkan bahwa GMNI telah melakukan komunikasi dengan penulis opini, Abraham. Tak sampai di situ, juga telah dilakukan proses mediasi antara Ketua Umum DPP Persatuan Alumni GMNI DR Ahmad Basarah dan Koordinator Presidium Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI) Mahmud MD.
“Terkait permasalahan tulisan saudara Abraham Lagaligo sebagaimana opini dengan judul ‘Sejarah Berulang, Dulu HMI sekarang FPI’ yang telah menjadi viral di media sosial dan media elektronik, Presidium GMNI telah melakukan komunikasi dengan suudara Abraham Lagaligo dan proses mediasi antara Ketua Umum DPP PA GMNI DR. Ahmad Basarah dengan Koordinator Presidium Nasional KAHMI Prof. DR. Mahfud MD,” demikian rilis tersebut.
Ada beberapa beberapa poin kesepakatan damai atas persoalan tersebut:
Rencana Kesepakatan Damai antara Sdr. Abraham Legaligo (Ketua Umum HMI Cabang Surabaya 2002 - 2003 dan Presidium GMNI terkait pernyataan GMNI adalah CGMI DAN underbouw PKI.
Pada hari ini, Kamis, 02 Februari 2017, berdasarkan rapat koordinasi antara DPP PA GMNI dan Presidium GMNI serta koordinasi dan komunikasi pertelepon antara Koordinator Presidium Nasional KAHMI Prof. DR Mahfud MD dan Ketua Umum DPP PA GMNI, DR. Ahmad Basarah dan pembicaran langsung maupun via telepon dan WhatsApp (WA) antara saudara Abraham Lagaligo dengan Ketua Presidium GMNI, telah terjadi kesepakatan sebagai berikut:
1 Saudara Abraham Lagaligo telah mengakui kekeliruan dan kesalahan atas tulisannya dalam artikel yang berjudul ‘Sejarah Berulang, Dulu HMI sekarang FPI’ yang telah menjadi viral di berbagai media sosial dan media elektronik yang menyatakan bahwa ‘CGMI Underbouw PKI Yang Sekarang Berubah Menjadi GMNI’.
2 Saudara Abraham Lagaligo telah bersepakat untuk membuat pernyataan maaf secara terbuka atas kesalahannya tersebut dalam sebuah konferensi pers bersama yang akan dilakukan antara Sdr. Abraham Lagaligo dengan Presidium GMNI yang akan didampingi oleh Ketua Presidium Nasional KAHMI dan Ketua Umum DPP PA GMNI yang akan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Februrari 2017 pukul 13.00 Wib s/d Selesai, di RM. Warung Daun Cikini, Jakarta.
3 Semua pihak terkait telah bersepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cara-cara yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan tidak ingin terpancing dengan berbagai upaya adu domba di antara sesama komponen bangsa Indonesia khususnya antara keluarga besar GMNI dan keluarga besar HMI maupun antara keluarga besar Alumni HMI dengan keluarga besar Alumni GMNI.
4 Semua pihak terkait agar dapat menjadikan kesepakatan damai ini sebagai pedoman penyelesaian permasalahan dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang sengaja ingin mengadu domba di antara sesama komponen bangsa Indonesia khususnya antara GMNI dan HMI.
5 Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi perjuangan kita semua serta melindungi dan menjauhkan bangsa Indonesia dari segala macam upaya yang ingin menghancurkan persatuan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Diketahui, sebuah opini ditulis oleh Abraham Lagaligo. Opini berjudul ‘Dulu HMI Sekarang FPI’ tersebut telah menjadi viral di media sosial. YAng menjadi perdebatan adalah dalam opininya Abraham mengatakan bahwa GMNI adalah perubahan bentuk dari Central Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) yang merupakan organisasi mahasiswa underbouw Partai Komunis Indonesia (PKI).
Opini tersebut akhirnya menuai banyak kecaman keras, khususnya dari kalangan GMNI yang telah merasa tercoreng nama baiknya. Dan tak lama, opini tersebut akhirnya diubah dengan menghapuskan redaksi GMNI di dalam kalimat yang tersebut. Abraham pun menyatakan permintaan maaf atas tulisan tersebut. (frd)
Advertisement