Gletser Himalaya Cair, 600 Ribu Ibu Hamil Pakistan Korban Banjir
Pakistan sedang dilanda banjir, sejak Juni 2022. Pemerintah menyebut sekitar 33 juta warganya terdampak banjir. Sedikitnya 416 anak-anak meninggal, dan 600 ribu ibu hamil butuh bantuan kemanusiaan. Banjir di Pakistan diperparah akibat gletser pegunungan Himalaya mencair.
Banjir di Pakistan
Banjir di Pakistan menyebabkan sedikitnya 6,4 juta warga membutuhkan bantuan kemanusiaan. Di antaranya terdapat 650 ribu perempuan hamil, dan 73 ribu diperkirakan akan melahirkan bulan depan, diterjemahkan dari VOA News, Sabtu 3 September 2022.
Hampir setengah juta warga terdampak memadati tenda pengungsian. Diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah. Wabah yang disebabkan air yang kotor pun merebak. Lebih dari 90 ribu kasus diare dilaporkan mewabah di Provinsi Sindh, selama 24 jam terakhir.
Banjir sendiri telah menyebabkan 1.191 orang meninggal, dengan 416 di antaranya adalah anak-anak.
Himalaya Mencair
Krisis iklim telah menyebabkan gletser di pegunungan Himalaya mencair. Pegunungan yang juga melewati wilayah Pakistan itu, ikut menyumbang terjadinya banjir dahsyat tahun ini.
Ilmuwan di India memasang alat khusus untuk melihat berapa banyak gletser di wilayah Chhota Shigri, mencair. Hasilnya, bahkan alat yang dipasang pada Juni, tersapu banjir gletser yang mencair, pada Agustus. "Kami bahkan tak bisa menemukan sisa-sisa alatnya," kata Mohd Farooq Azam, pakar dari Indian Institute of Technology diterjemahkan dari Bloomberg, Sabtu 3 September 2022.
Ia juga menyebut catatan suhu paling panas selama 100 tahun terakhir, pada Maret dan April.
Cairnya gletser kemudian memenuhi danau alami. Ditambah hujan deras akibat memanasnya Laut Arab serta dampak La Nina, menyebabkan danau dan sungai tak mampu lagi menampung limpahan air dan menyebabkan banjir menyapu Pakistan, sepanjang arah air yang bermuara di samudra dekat Karachi.
Selain itu, banjir yang ekstrem sering kali diikuti dengan kekeringan ekstrem. Sebab air yang tumpah dalam bentuk banjir, tak memberi kesempatan bagi tanah untuk ikut menyerapnya.
Air akan terus mengalir hingga bermuara di laut. Penelitian Bank Dunia menyebut, sedikitnya 1,7 miliar penduduk di Asia Selatan akan mengalami krisis air, di tahun 2050.