GIPI-AAHRMEI Genjot Wisata Bahari Kepri
Potensi wisata bahari Kepulauan Riau terus digenjot. Semua pihak berkolaborasi. Promosi Pariwisata Bahari Kepri 2018 pun digulirkan.
Sinergi tersebut melibatkan dua institusi lokal dan mancanegara, GIPI dan AAHRMEI. Targetnya kenaikan kunjungan wisatawan Filipina.
Program Promosi Pariwisata Bahari Kepri 2018 akan digelar mulai 1-2 Desember 2018. Venuenya di Ballroom I Hotel Baloi Batam, Kepri.
Even ini melibatkan banyak stakeholder. Namun, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Kepri dan AAHRMEI Filipina sebagai aktor utamanya. Keduanya merupakan corong branding ideal industri pariwisata dengan spesialisasi masing-masing.
AAHRMEI adalah Association of Administrators in the Hospitality, Hotel and Restaurant Management Educational Institutions. Institusi besar di Filipina ini fokusnya kepada pelatihan pariwisata. Anggotanya besar. Ada 2.300 nama yang terdaftar sebagai individu dan institusi.
“Potensi wisata bahari Kepri sangat besar. Garis pantainya sangat indah, apalagi bawah airnya. Di sini ada banyak spot dengan terumbu karang indah. Sangat ideal untuk snorkling dan diving. Dengan event ini, diharapkan potensi besar Kepri ini bisa dioptimalkan. Filipina ini partner yang sangat ideal,” ungkap Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani.
Secara profile, potensi wisata bahari Kepri sangat menjanjikan. Sebab, mayoritas wilayah di Kepri adalah perairan. Wilayah daratannya hanya sekitar 5% saja. Secara geografis juga strategis. Kepri dikelilingi oleh Laut Cina Selatan, Selat Karimata, hingga Selat Malaka. Menegaskan potensi dan eksotisnya, sinergi GIPI Kepri dan AAHRMEI ini menghadirkan 200 peserta dari Filipina.
“Filipina tetap market yang menjanjikan bagi Kepri, khususnya untuk wisata baharinya. Dengan sinergi ini, diharapkan arus masuk wisatawan Filipina semakin besar. Lalu, efeknya menyebar dengan kenaikan kunjungan wisatawan dari negara lainnya,” ujar Giri Adnyani lagi.
Arus kunjungan wisatawan Filipina ke Kepri memang menjanjikan. Sepanjang tahun 2017, jumlah arus masuk wisatawan Filipina mencapai 56.358 orang. Mereka menikmati eksotisnya Kepri melalui Batam, Tanjung Uban, dan Tanjung Balai Karimun. Masuk dari jalur udara dan laut, pergerakan arus wisatawan di Batam mencapai 43.358 orang. Slot di Tanjung Uban terisi 12.500 orang, lalu sisanya menuju Karimun.
Menempatkan Batam sebagai favorit memang tidak salah. Selain garis pantainya, dunia bawah air Batam memang sangat eksotis. Batam memiliki areal snorkling di Pulau Abang. Kawasan ini juga jadi favorit para wisatawan Singapura. Selain itu, ada juga Pantai Nongsa, Pulau Petong, Pulau Putri, Pantai Vio Vio, hingga Pulau Mubud.
“Silahkan berkunjung ke Kepri dan nikmati experience terbaiknya. Ada banyak destinasi terbaik yang bisa dikunjungi di Kepri. Selain Batam, wilayah lainnya di Kepri juga banyak memiliki destinasi indah. Setelah program Promosi Pariwisata Bahari Kepri 2018 selesai, potensi di sana akan optimal tergali,” kata Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh.
Mengacu pergerakan wisatawan Filipna ke Indonesia, track-nya memang menjanjikan. Sepanjang 2017, pergerakan total wisatawan Filipina mencapai 162.726 orang. Angka ini pun naik 8,85% dari 2016 dengan angka riil 149.490 orang. Dari jumlah 2017 itu, persentase menjanjikan memang dimiliki Kepri dengan slot terisi 34,6%. Masruroh menambahkan, aksesibilitas menuju Kepri dan wilayah di dalamnya mudah.
“Pergerakan wisatawan Filipina memang menjanjikan. Mereka masuk melalui jalur udara dan laut. Khusus Tanjung Uban dan Tanjung Balai Karimun, mereka masuk melalui jalur laut. Moda transportasi laut di sana mudah dan pilihannya memang banyak,” lanjut Masruroh.
Menggelar program Promosi Pariwisata Bahari Kepri, pertukaran informasi menarik akan dilakukan. Suasana forum pun dijamin akan semakin meriah, apalagi ada jamuan makan malam, atraksi seni dan budaya, hingga menikmati kunjungan di beberapa destinasi wisata Kota Batam.
Program Promosi Pariwisata Bahari Kepri ini pun mendapat support penuh Menteri Pariwisata Arief Yahya.
“Kolaborasi dengan Filipina ini bagus. Mereka ini pasat potensial bagi Indonesia, khususnya Kepri. Arus masuk ke Kepri sangat besar tahun lalu. Kami dukungn upaya-upaya seperti ini. Sebab, kalau pariwisata di Kepri semakin maju maka akan memberi impact lebih positif lagi kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. (*)
Advertisement